Sebuah gerbang kayu berukiran batik tampak berdiri kokoh. Begitu pintunya dibuka, aroma lilin cair panas pun menguar keluar. Belasan wanita terlihat sedang duduk di bangku kecil sembari memegang kain bermotif di tangan kirinya dan canting batik di tangan kanan.
Itulah pemandangan yang terlihat di sebuah rumah pengrajin batik di Kabupaten Pekalongan. Secara desain, keunggulan batik Pekalongan terletak pada penggunaan warna. Sehelai kain batik bisa menggunakan delapan warna, yang membuat batik Pekalongan terlihat indah dan menarik. Warna-warna yang digunakan antara lain gradasi merah muda, merah tua, kuning terang, jingga, cokelat, biru muda, hijau muda, hijau tua, dan ungu.
Industri batik rumahan tumbuh dan berkembang pesat sekitar daerah pesisir pantai seperti Wiradesa, Wonokerto, dan Siwalan. Salah satu produsen batik di kampung Wiradesa adalah Batik Pesisir. Di sini tidak hanya menjual kain dan baju batik, namun juga tur edukasi batik untuk para pengunjungnya. Di halaman belakang showroom, pengunjung akan dibawa menyusuri rangkaian sejarah batik di Indonesia dan Pekalongan.
Setelah itu, pengunjung akan dibawa untuk melihat secara langsung proses pembuatan batik mulai dari desain, membatik, memopok, hingga proses finishing. “Kami ingin memperlihatkan kepada pengunjung seperti inilah cara membuat batik sehingga mereka bisa lebih menghargai proses pembuatan batik yang rumit dan memakan waktu cukup lama,” ujar Arya, salah satu pegawai sekaligus tuor guide untuk edukasi batik.
Industri Jeans Bersaing Pamor
Selain batik, industri jeans pun saat ini sedang naik daun di Kabupaten Pekalongan. Beberapa konveksi jeans mulai bermunculan di Kabupaten Pekalongan. Salah satunya adalah jeans Jack Marco milik Faris atau yang akrab disapa Demang.
Konveksi jeans milik Demang ini telah memulai produksinya sejak tahun 2019. “Saya mengambil bahan dari Bandung, lalu mendesain dan menjahitnya di sini. Dalam sebulan rata-rata saya bisa menjual hingga 1500 pcs,” ungkap Demang saat ditemui di konveksinya.
Industri jeans di Pekalongan pun turut mendongkrak industry tekstil di Kabupaten Pekalongan dengan semakin banyaknya peminat yang datang dari berbagai daerah.
Teh Paninggaran Kian Mendunia
Selain tekstil, Kabupaten Pekalongan juga memiliki produk alam yaitu kebun teh. Salah satunya berada di desa Paninggaran, Kecamatan Paninggaran. Teh hijau produksi Koperasi Petani Teh Paninggaran Berdikari Makmur ini telah masuk menjadi salah satu teh terbaik di dunia. Teh hijau Paninggaran meraih juara 3 pada ajang The Golden Leaf Award 2022 di Australia untuk kategori Feature Green Tea.
“Kami membuat teh kami berkualitas premium dengan menggunakan 2 pucuk teratas. Itu sebabnya produksi teh premium ini terbatas, hanya 2 kuintal per bulan. Kami memang mengincar kalangan atas yang menyukai teh premium, sehingga harga teh kami bisa lebih tinggi dari harga pasaran.” ujar Rusdiono, Kepala Desa Paninggaran.
Kabupaten Pekalongan sendiri adalah salah satu kota/kabupaten yang mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2024. Dalam program ini, pemerintah daerah mendapat bimbingan tim ahli untuk membantu menyusun program andalan berbasis smart city. Dengan program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Pekalongan, termasuk melalui pemberdayaan ekonomi.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR