Beberapa inovasi AI masa depan dipamerkan dalam ajang Global AI Summit edisi ketiga seperti robot anjing yang dapat berinteraksi dengan pengunjung, perangkat VR yang membantu perusahaan melatih karyawan dengan biaya rendah, hingga aplikasi musik yang dibuat menggunakan analisis data cerdas.
Acara ini diadakan dari tanggal 10 hingga 12 September di Riyadh, Arab Saudi, dan menampilkan perusahaan AI dari berbagai negara yang menunjukkan kemajuan pesat dalam teknologi AI dan peningkatan penggunaannya dalam berbagai bidang.
Salah satu yang menarik perhatian adalah stan Luminous XR dari Inggris, yang mendemonstrasikan pelatihan berbasis realitas campuran, sementara Siemens Jerman memperlihatkan interaksi antara manusia dan mesin. Sistem interaksi manusia-mesin ini dapat digunakan dengan mesin apa pun yang dilengkapi dengan pengontrol logika terprogram, sehingga pengguna dapat memeriksa status mesin semudah bercakap-cakap, tanpa melakukan operasi fisik atau memasukkan kode.
"Apakah Anda berfungsi dengan baik saat ini?" tanya seorang teknisi. "Saya baik-baik saja, beroperasi secara normal," jawab mesin berteknologi AI itu.
Meskipun begitu, banyak perusahaan lebih berfokus pada pasar Eropa dan Amerika Utara, yang menyulitkan negara berkembang untuk mengakses layanan AI. Selain itu, penerapan AI yang memerlukan energi besar menjadi tantangan bagi negara-negara yang kesulitan mengamankan pasokan listrik.
PBB melalui resolusi yang diadopsi pada 1 Juli 2024 mendorong kerjasama internasional untuk mengembangkan kapasitas AI dan mengurangi kesenjangan digital yang ada. Resolusi ini bertujuan membantu negara berkembang agar dapat memperoleh manfaat yang sama dari kemajuan AI, mendukung tata kelola global AI, dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Deemah Al-Yahya (Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Digital) yang berbasis di Riyadh mengatakan proyek-proyek AI membutuhkan energi dalam jumlah yang signifikan. "Lanskap digital yang tidak merata itu mengancam akan menciptakan kesenjangan AI yang kian diperbesar oleh kesenjangan digital yang sudah ada, yang mengarah pada suatu bentuk eksklusi baru... Kita membutuhkan tindakan kooperatif guna memastikan AI menjembatani kesenjangan ini, bukan memperburuknya," tutur Al-Yahya.
Baca Juga: Alat Gen-AI ini Bantu Pengguna Roblox Bikin Lanskap Game Sesukanya
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR