OpenAI, perusahaan induk ChatGPT baru saja memperkenalkan model AI terbaru o1 yang memiliki kemampuan bernalar dan kepintaran mengalahkan manusia. Baru-baru ini, model AI itu mencatat skor IQ 120 yang berada di atas rata-rata kecerdasan manusia dengan skor 100 dan model AI lainnya.
Maximum Truth melaporkan OpenAI o1 mampu menjawab 25 dari 35 pertanyaan dalam tes IQ. Standar IQ menempatkan skor antara 120 hingga 140 sebagai kecerdasan sangat unggul. Hal itu membuat o1 lebih pintar dibandingkan model AI lainnya seperti Gemini Advanced (Google), ChatGPT-4, Llama-3.1 (Meta), Bing Copilot (Microsoft), dan Grok-2 (X/Twitter), yang rata-rata mencatat skor IQ antara 80-90.
Tes IQ untuk model AI itu menggunakan pertanyaan baru yang belum ada di internet, agar hasilnya tidak dipengaruhi oleh data pelatihan sebelumnya. OpenAI o1 menunjukkan kemampuan bernalar logis, termasuk dalam bidang matematika, sains, dan pemrograman. Model AI itu berhasil menempati persentil ke-89 dalam kontes pemrograman Codeforces dan memperoleh skor 83 persen dalam ujian Olimpiade Matematika Internasional, jauh melampaui GPT-4o yang hanya menyelesaikan 13 persen soal dengan benar.
Meskipun unggul dalam penalaran, model o1 masih memiliki beberapa keterbatasan dibandingkan GPT-4o, terutama dalam pengetahuan faktual dan kemampuannya untuk menjelajahi web atau memproses berkas dan gambar. OpenAI menyebut model ini sebagai "pratinjau", dan pengguna ChatGPT Plus serta Team sudah dapat mengaksesnya sejak 12 September 2024. Akses ke o1-mini akan segera tersedia bagi pengguna gratis, meskipun tanggal rilis pastinya belum diumumkan.
Harga akses o1-preview melalui API mencapai $15 per 1 juta token input dan USD60 per 1 juta token output, lebih mahal dibandingkan GPT-4o yang harganya USD5 dan USD15 untuk jumlah token yang sama.
Jago Matematika
OpenAI baru saja memperkenalkan model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan o1 yang mampu menangani tugas-tugas lebih kompleks dibandingkan dengan model sebelumnya. Dalam pengumuman tersebut, OpenAI menyebutkan bahwa model AI o1 mampu mencapai skor 83 persen dalam ujian matematika tingkat olimpiade nasional, jauh lebih baik dibandingkan model GPT-4o yang hanya meraih 13 persen. Selain itu, model ini diklaim mampu menyelesaikan masalah sains setingkat PhD.
OpenAI juga memperkenalkan versi lebih ringan dari o1, yakni o1-mini, yang memiliki kapabilitas lebih rendah namun dengan biaya yang lebih terjangkau. Versi mini ini memungkinkan lebih banyak pengguna untuk mengakses teknologi AI canggih.
Saat ini, pengguna yang berlangganan ChatGPT Plus dan Team dapat menggunakan model AI o1 secara terbatas, dengan o1-preview dapat diakses 30 kali per minggu dan o1-mini sebanyak 50 kali per minggu. Pengguna ChatGPT Enterprise dan Edu akan mendapatkan akses minggu depan, dan OpenAI berencana untuk menyediakan o1-mini gratis bagi semua pengguna dalam waktu dekat.
Sementara itu OpenAI akan memperkenalkan model AI generatif terbaru dengan kode nama "Strawberry" yang akan hadir pada musim gugur tetapi laporan terbaru menunjukkan bahwa peluncurannya bisa terjadi dalam dua minggu mendatang, lebih cepat dari jadwal.
Strawberry akan fokus pada peningkatan penalaran, berbeda dari model AI lainnya. Model AI itu tidak akan memberikan jawaban secara instan tetapi akan "berpikir" selama 10 hingga 20 detik sebelum merespons. Pendekatan itu akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kemampuan AI dalam menangani tugas-tugas kompleks, seperti pemecahan masalah matematika, pemrograman, dan strategi pemasaran.
Tentunya, Strawberry memiliki beberapa keterbatasan. Saat peluncuran awal, model ini hanya mendukung teks tanpa kemampuan multimodal, dan jeda waktu respons mungkin terasa lambat untuk pertanyaan sederhana. Strawberry akan diintegrasikan ke platform ChatGPT sebagai model tersendiri, meskipun mekanisme pemilihan model oleh pengguna belum dijelaskan.
Model AI itu mungkin memiliki batasan jumlah pesan per jam, dan pengguna kemungkinan harus membayar lebih untuk respons yang lebih cepat. Pengguna ChatGPT Plus dikabarkan akan mendapat akses lebih awal, sebelum model ini tersedia untuk pengguna gratis.
Jika informasi ini benar, Strawberry berpotensi memberikan peningkatan signifikan dalam hal akurasi dan penalaran, meskipun pengguna perlu menyesuaikan diri dengan jeda waktu yang lebih lama sebelum menerima jawaban.
Bikin Chip AI Mandiri
OpenAI sedang mengembangkan chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mandiri untuk meningkatkan kemampuan model AI generatif teks-ke-video Sora. Menurut sumber internal, OpenAI akan menggandeng TSMC mengembangkan chip AI dengan teknologi fabrikasi 1,6 nm atau Angstrom A16,. Rencananya, OpenAI baru akan memulai produksi massal chip AI itu mulai 2026. Menurut laporan Economic Daily News, awalnya OpenAI meminta TSMC mengembangkan teknologi fabrikasi terbaru tetapi akhirnya mereka memilih menggunakan Angstrom A16.
Nantinya chip AI itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Sora dalam membuat video dari perintah teks dan membantu integrasi dengan fitur AI dari Apple, yang dikenal sebagai Apple Intelligence. Meski demikian, belum ada tanggapan resmi dari OpenAI maupun Apple terkait laporan ini.
Selain OpenAI, ByteDance, perusahaan induk TikTok, juga dilaporkan sedang mengembangkan chip AI sendiri bekerja sama dengan Broadcom. Chip itu akan diproduksi oleh TSMC dengan fabrikasi 5 nm dan akan digunakan untuk mendukung berbagai fitur AI di aplikasi seperti TikTok, Douyin, dan chatbot mirip ChatGPT bernama Doubao.
Sebelumnya, ByteDance menggunakan chip Nvidia untuk teknologi AI mereka, namun setelah sanksi AS, mereka juga membeli chip Huawei Ascend 910B serta mengalokasikan dana besar untuk pembelian chip Nvidia pada 2023.
Baca Juga: Apple Bakal Tingkatkan Kemampuan Bahasa Apple Intelligence
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR