ByteDance, induk perusahaan dari TikTok, menambahkan kemampuan pembuatan video ke chatbot AI Doubao. Langkah ini memperlihatkan keseriusan ByteDance dalam memperkuat posisinya di pasar kecerdasan buatan generatif yang berkembang pesat di China.
Chatbot Doubao, yang didukung oleh model bahasa besar (LLM) menguji fungsi baru yang mampu mengubah teks atau gambar menjadi klip video realistis. Fitur itu memanfaatkan "kemampuan pemahaman semantik yang luar biasa," seperti yang dijelaskan dalam pengenalan aplikasi tersebut.
Saat ini fitur baru ini tersedia untuk kelompok kecil pengguna awal. Fitur itu mendukung gerakan kamera tingkat lanjut dan berbagai gaya artistik, menegaskan ambisi ByteDance untuk memperkuat posisi pasar Doubao. Pada bulan lalu, Doubao dinobatkan sebagai aplikasi AI terpopuler di China oleh Aicpb.com, sebuah situs web yang melacak popularitas produk AI di seluruh dunia.
Pencapaian itu signifikan bagi ByteDance, mengingat perusahaan relatif terlambat dalam membangun LLM meskipun lebih awal mengadopsi AI dalam rekomendasi konten. ByteDance mempercepat pengembangan AI generatif mereka awal tahun ini setelah CEO Liang Rubo mengkritik karyawan karena terlalu lambat bereaksi terhadap teknologi baru yang muncul.
Langkah ini menunjukkan komitmen ByteDance dalam mengembangkan teknologi AI yang inovatif dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar seperti dikutip South China Morning Post.
Sementara itu ByteDance memperkenalkan alat AI generatif terbaru yang bernama Jimeng AI. Alat itu mampu mengubah teks menjadi video, mirip dengan alat-alat AI lainnya seperti Runaway, Pika AI, dan Sora dari Open AI. Dengan Jimeng AI, pengguna dapat menghasilkan video atau gambar hanya dengan memasukkan teks ke dalam prompt yang tersedia. Video atau gambar yang dihasilkan oleh AI ini dapat diedit atau dikembangkan lebih lanjut melalui perintah tambahan.
Selain itu, pengguna juga dapat menyimpan atau membagikan hasil video atau foto dengan membagikan tautan atau menyimpannya secara lokal. Jimeng AI saat ini sudah tersedia di platform iOS dan Android untuk pasar Tiongkok. Namun, pengguna harus berlangganan dengan biaya sekitar 69 Yuan atau sekitar Rp 150 ribu per bulan, atau 659 Yuan atau Rp 1,4 juta per tahun. Dengan langganan ini, pengguna dapat menghasilkan sekitar 2050 gambar dan 168 video setiap bulan.
Sayangnya, belum ada informasi lebih lanjut apakah ByteDance akan merilis Jimeng AI untuk pasar di luar Tiongkok, atau apakah alat ini akan diintegrasikan dengan produk ByteDance lainnya seperti TikTok dan CapCut.
Sementara itu ByteDance, menjalin kerja sama dengan perancang chip AS Broadcom untuk mengembangkan prosesor AI (artificial intelligence) canggih. Hal itu diketahui dari sumber terdekat dari kedua perusahaan yang mengungkapkan soal ini ke Reuters. Kerja sama ini akan membantu perusahaan pemilik TikTok itu mendapatkan pasokan chip AI kelas atas yang memadai di tengah ketegangan AS dan Tiongkok.
Chip 5 nanometer - produk khusus yang dikenal sebagai application-specific integrated chip (ASIC) - akan mematuhi pembatasan ekspor AS dan pekerjaan manufaktur akan dialihdayakan ke TSMC Taiwan, sumber tersebut menambahkan. Belum ada kolaborasi pengembangan chip yang diumumkan secara publik antara perusahaan China dan AS yang melibatkan teknologi 5nm atau lebih canggih sejak Washington memperkenalkan kontrol ekspor untuk semikonduktor canggih pada tahun 2022.
Kerja sama ByteDance dengan Broadcom, mitra bisnis yang sudah ada, akan membantu memangkas biaya pengadaan dan memastikan pasokan chip kelas atas yang stabil, kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah semikonduktor di China.
Namun, TSMC diperkirakan tidak akan mulai memproduksi chip baru tersebut tahun ini, kata mereka. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa meskipun pekerjaan desain sudah berjalan dengan baik, "tapeout" - yang menandai akhir dari fase desain dan awal manufaktur - belum dimulai.
ByteDance dan Broadcom tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait hal ini, begitu juga dengan TSMC. Seperti banyak perusahaan teknologi global lainnya, ByteDance telah meluncurkan dorongan besar dalam AI generatif, tetapi ByteDance dan perusahaan teknologi di Tiongkok harus bersaing dengan pasokan chip AI yang jauh lebih terbatas daripada rekan-rekan mereka di luar negeri
ByteDance dan Broadcom telah menjadi mitra bisnis setidaknya sejak tahun 2022. Perusahaan China tersebut telah membeli chip switch berkinerja tinggi Tomahawk 5nm milik perusahaan AS serta switch Bailly untuk cluster komputer AI, demikian ungkap Broadcom dalam pernyataan publiknya. Mengamankan chip AI sangat penting bagi ByteDance untuk membuat algoritmenya lebih kuat. Selain TikTok dan aplikasi video pendek versi Tiongkok yang disebut Douyin, ByteDance mengoperasikan berbagai aplikasi populer termasuk layanan chatbot mirip ChatGPT yang disebut Doubao, yang memiliki 26 juta pengguna.
Untuk mendukung dorongan AI-nya, ByteDance telah menimbun chip Nvidia, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Ini termasuk chip A100 dan H100 yang tersedia sebelum putaran pertama sanksi AS dimulai serta chip A800 dan H800 yang dibuat Nvidia untuk pasar China tetapi kemudian dibatasi, kata sumber tersebut, menambahkan bahwa ByteDance mengalokasikan $2 miliar untuk pembelian chip Nvidia tahun lalu.
ByteDance juga membeli chip Huawei Ascend 910B tahun lalu, kata dua sumber terpisah yang mengetahui masalah ini. Bytedance saat ini memiliki ratusan lowongan pekerjaan yang berhubungan dengan semikonduktor, termasuk 15 lowongan untuk perancang chip ASIC, menurut pengecekan di situs webnya. Perusahaan ini juga telah memburu orang-orang terbaik dari perusahaan chip AI China lainnya, menurut salah satu sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini.
Baca Juga: OpenAI Blokir 250 Ribu Permintaan Konten DeepFake dalam Pemilu AS
Source | : | South China Morning Post |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR