Kantor Berita Rusia Sputnik menekankan pentingnya memandang kecerdasan buatan (AI) sebagai alat bantu dalam produksi konten berita, bukan sebagai faktor utama yaitu menggantikan pekerjaan wartawan. Artyom Chibarov (Jurnalis Sputnik) mengatakan AI menggunakan algoritma dan teknik pembelajaran mesin untuk menghasilkan konten berita tetapi manusia memiliki kendali penuh dalam pengawasan AI. Dia menekankan pentingnya setiap negara untuk menetapkan aturan dan batasan dalam penggunaan AI di industri media.
"Masalah pembatasan konten yang dihasilkan AI bersifat khusus dan unik untuk setiap negara dan setiap pemerintah," kata Chibarov.
Chibarov, yang secara rutin menggunakan AI dalam pekerjaannya sebagai jurnalis, mengakui kekhawatiran banyak pihak bahwa AI bisa menggantikan banyak pekerja di sektor media. Namun, menurutnya, AI justru membuka ruang yang besar untuk kreativitas dan ide-ide baru dalam pendekatan kerja di industri media. Salah satu contoh yang dia sebutkan adalah penciptaan penyiar berita berbasis AI, yang dapat mendigitalkan diri mereka menjadi bentuk AI.
"Banyak konten baru dan cara-cara inovatif untuk menyajikannya dapat membuat berita menjadi lebih menarik bagi audiens, pembaca, dan pengikut media sosial. Ini juga dapat meningkatkan jumlah audiens media yang inovatif tersebut," kata Chibarov.
Lokakarya berjudul “Advantages and Disadvantages of Artificial Intelligence in the Creation of News Content” ini bertujuan untuk menyoroti manfaat AI serta cara penggunaannya saat ini oleh jurnalis.
"AI menuntut kita yang bekerja di bidang media dan pers untuk beradaptasi, sehingga kita bisa menggunakan AI dalam pekerjaan dan kebijakan, serta cara kita berperilaku sebagai jurnalis," kata Direktur Jenderal OIC News Agencies, Mohammed bin Abdurabbuh Al-Yami.
Baca Juga: Meski Untung Rp30 T Setahun, Apple Enggan Investasi di Indonesia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR