Dari serangan DDoS yang terjadi pada kuartal terakhir tahun 2024, 49% (3,4 juta) adalah serangan DDoS lapisan 3/lapisan 4, sedangkan 51% (3,5 juta) lainnya adalah serangan DDoS HTTP.
Pada kuartal keempat tahun 2024, Memcached terus mendominasi serangan, dengan serangan BitTorrent flood, NTP flood, dan VSE flood yang menjadi penyebab utama serangan ini. Serangan berbasis Memcached mengalami peningkatan 314% dari kuartal ke kuartal, sedangkan serangan DDoS BitTorrent meningkat sebesar 304%.
Jenis serangan baru ini menyoroti meningkatnya kompleksitas dan ketidakpastian ancaman DDoS, sehingga menggarisbawahi pentingnya pengamanan perangkat internet yang kita miliki.
DDoS Ransom Sebagai Serangan Komersial
Tren mengkhawatirkan yang muncul pada kuartal keempat tahun 2024 adalah meningkatnya serangan DDoS ransom. Sekitar 12% pelanggan Cloudflare melaporkan menerima permintaan tebusan yang terkait dengan serangan DDoS. Ini merupakan peningkatan sebesar 78% dari kuartal sebelumnya dan peningkatan sebesar 25% dari tahun ke tahun.
Pada kuartal keempat tahun 2024, Tiongkok mempertahankan posisinya sebagai negara yang paling banyak diserang. Untuk memahami negara yang lebih banyak diserang, kami mengelompokkan serangan DDoS berdasarkan negara tempat pemerasan pelanggan kami. Filipina tampil sebagai negara kedua yang paling banyak diserang dalam sepuluh besar. Taiwan melompat ke posisi ketiga, naik tujuh peringkat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pada kuartal keempat tahun 2024, industri telekomunikasi, penyedia layanan dan operator naik dari posisi ketiga dari kuartal sebelumnya ke posisi pertama sebagai industri yang paling banyak diserang. Untuk memahami industri yang paling banyak terkena serangan, kami mengelompokkan serangan DDoS berdasarkan industri pelanggan kami. Industri internet berada di posisi kedua, diikuti oleh pemasaran dan periklanan di posisi ketiga. Industri perbankan & jasa keuangan turun tujuh peringkat dari nomor satu pada kuartal ketiga tahun 2024 ke nomor delapan pada kuartal keempat tahun 2024.
Serangan ini menggarisbawahi meningkatnya nilai komersial yang ditawarkan oleh para penyerang, dan meningkatnya kemungkinan bahwa sebuah organisasi akan menghadapi pemerasan sebagai bagian dari kampanye jahat ini.
Pendekatan oleh Cloudflare sebagai Tindakan Pencegahan dan Mitigasi
Seiring dengan makin meningkatnya serangan dunia maya, kemampuan Cloudflare untuk memitigasi serangan DDoS telah menjadi aset utama bagi para klien. Dengan kapasitas jaringan sebesar 321 Tbps, peningkatan 817% sejak 2020, dan Cloudflare kini beroperasi di 330 kota di seluruh dunia, membantu melindungi hampir 20% lalu lintas web internet dari gangguan berbahaya. Perlindungan DDoS secara otonom ini dirancang untuk mendeteksi dan memitigasi serangan tanpa campur tangan manusia, memastikan bahwa bisnis tetap beroperasi, bahkan dalam menghadapi serangan siber dengan peningkatan yang luar biasa.
Fokus pada solusi keamanan otomatis dan proaktif sangat penting karena frekuensi dan skala serangan siber terus meningkat. Investasi Cloudflare dalam infrastruktur ini tidak hanya mendukung perlindungan DDoS tetapi juga ekosistem keamanan siber yang lebih luas, membantu organisasi bertransisi ke model keamanan zero trust yang sangat penting untuk mempertahankan diri dari ancaman siber yang makin berkembang secara eksponensial.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR