DFI (Digital Forensic Indonesia) baru-baru ini di Jakarta meluncurkan IC4 (Indonesia Cyber Crime Combat Center) untuk membantu masyarakat Indonesia menghadapi cyber security threat (ancaman keamanan siber) yang marak. Merupakan platform digital, IC4 antara lain memberikan informasi modus penipuan daring dan membantu memeriksa beragam data agar masyarakat tanah air terhindar dari cyber attack (serangan siber) yang sukses. IC4 diharapkan bisa meningkatkan kesadaran keamanan digital masyarakat Indonesia.
“Harapan dengan semuanya ini [aneka fasilitas IC4], masyarakat, tadi kita bisa meningkatkan secu, digital security awareness, IT security awareness, lalu masyarakat tidak perlu lagi mengenal orang-orang IT, ahli-ahli IT khusus untuk bisa terhindar masalah-masalah seperti ini [cyber attack yang sukses]. Jadi cukup kita membuat tools yang pintar, sekelas apapun masyarakat bisa menggunakan tools ini dengan mudah, gampang, dan tadi kurang dari 1 menit sudah bisa ketahuan hasilnya,” ucap Ruby Alamsyah (CEO dan Founder DFI dan IC4).
“Saya kira, ini sebuah inisiatif yang baik dari mas Ruby dan, didukung oleh Komdigi, kemudian juga dari BSSN, dari pihak swasta lainnya, untuk sama-sama memberikan solusi tentang bagaimana membantu pemerintah, membantu negara, setidaknya meminimalkan risiko terjadinya cyber crime ataupun juga penipuan online,” kata Sulistyo (Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Siber dan Sandi Negara).
Berbagai fasilitas dari IC4 bisa dikelompokkan ke dalam empat kategori, yakni layanan untuk memeriksa data, layanan untuk melaporkan penipuan, ulasan kasus, dan media informasi. Layanan untuk memeriksa data membolehkan pengguna memeriksa beragam data. Layanan untuk melaporkan penipuan membolehkan pengguna melaporkan penipuan. Ulasan kasus berisikan ulasan para ahli akan kasus-kasus penipuan yang dilaporkan. Adapun media informasi berisikan artikel-artikel dari para ahli.
Layanan untuk memeriksa data membolehkan pemeriksaan seperti rekening bank, e-mail, link/URL, pesan, dan file/APK. Pengguna dus masyarakat Indonesia antara lain bisa memeriksa apakah suatu rekening bank pernah dilaporkan digunakan untuk penipuan atau tidak, apakah e-mail yang dimiliki pernah bocor (kredensialnya) atau tidak, apakah suatu link/URL berbahaya atau tidak, apakah suatu pesan (e-mail, SMS, WhatsApp, dan lainnya) adalah penipuan atau tidak, dan apakah suatu file/APK berbahaya atau tidak.
Layanan untuk melaporkan penipuan membolehkan pelaporan penipuan secara detail. Pengguna bisa melaporkan mulai dari kronologis, kalimat persis dari pesan atau ajakan yang pertama kali diterima, nominal, hingga mengunggah bukti seperti tangkapan layar. Pengguna perlu masuk ke dalam akun IC4-nya saat melaporkan penipuan bila ingin mendapatkan ulasan akan penipuan tersebut.
Sementara ulasan kasus dan media informasi ditujukan untuk dibaca pengguna. Ulasan kasus dan media informasi adalah sebagai sarana edukasi dan berbagi informasi yang diharapkan bisa meningkatkan kesadaran keamanan digital. Pengguna sewajarnya diharapkan tidak akan tertipu kasus serupa.
“Saya berharap Indonesia Cyber Crime Combat Center, IC4 ini ya, dapat menjadi pilar utama dalam perlindungan siber Indonesia, sudah memberi manfaat, baik, bagi kita semua, manfaat nyata untuk terwujudnya ruang digital yang aman, nyaman, dan produktif,” sebut Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia) sembari menekankan perlunya kerja sama berbagai pihak untuk memperkuat keamanan digital di Indonesia.
IC4 sendiri bisa diakses melalui situsnya di https://ic4.id maupun via aplikasinya, IC4, yang bisa diunduh dari Play Store dan App Store. IC4 bisa digunakan secara gratis, tetapi akan ada iklan yang muncul. Tersedia versi berbayar yang bebas iklan. DFI pun menambahkan bahwa IC4 juga bisa dimanfaatkan oleh korporasi untuk meningkatkan sistem keamanan digitalnya.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR