Nama Hillary Clinton pasti sudah tidak asing di kancah perpolitikan Amerika Serikat (AS) maupun dunia, mengingat ia pernah menjadi menteri luar negeri AS dan lawan politik Donald Trump ketika berebut posisi sebagai posisi presiden AS.
Kini, Hillary ingin pensiun dari dunia politik dan mencoba ranah baru serta terjun ke dunia teknologi dengan menjabat CEO Facebook, menggantikan Mark Zuckerberg.
Hal itu disampaikan Clinton ketika Maura Healey (Jaksa Umum AS) ketika mewawancarainya dalam ajang penyerahan penghargaan individu dengan dampak transformatif kepada masyarakat yaitu Radcliffe Medal.
"Facebook," jawabnya tegas tanpa pikir panjang ketika ditanya perusahaan yang ia impikan.
Hillary mengatakan saat ini Facebook adalah platform berita terbesar di dunia dan sebagian besar masyarakat AS mendapatkan informasi dari Facebook.
"Ini (Facebook) merupakan platform berita terbesar di dunia. Sebagian besar orang di negara ini mendapatkan berita, terlepas dari tidaj, dari Facebook," ujarnya.
Hillary mengatakan saat ini Facebook sedang mengatasi sejumlah konsekuensi tidak terduga dari model bisnis mereka seperti menyaring berita-berita hoax. Masyarakat yang tinggal di negara demokrasi sangat membutuhkan informasi akurat untuk mendukung tindakan pengambilan keputusan.
"Penting bagi demokrasi kita jika orang-orang mendapatkan informasi yang akurat untuk membuat keputusan," ujarnya.
Saat ini Facebook sedang berupaya mengembalikan kepercayaan penggunanya setelah menghadapi rangkaian kontroversi termasuk skandal Cambridge Analytica yang membocorkan sebanyak 87 juta data pengguna Facebook.
Pada April 2018, Mark Zuckerberg (CEO Facebook) sudah bersaksi di hadapan Congress terkait skandal Cambridge Analytica. Pada awal minggu ini, Zuckerberg bersaksi di hadapan European Parliament untuk mendiskusikan pengaruh Facebook pada pemilihan di wilayah tersebut.
Source | : | CNET |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR