Xiaomi resmi meluncurkan penawaran saham perdananya alias initial public offering (IPO) di bursa saham Hongkong setelah sempat tertunda.
Dengan IPO, Xiaomi mengincar tambahan dana segar senilai USD6 miliar atau sekitar Rp84 triliun, jauh lebih rendah dari target awal Xiaomi senilai USD10 miliar atau Rp140 triliun.
Xiaomi optimis mampu menjual 2,2 miliar lembar saham ke investor global selama IPO hari ini, Senin dan harga tiap lembar saham Xiaomi senilai 17-22 dollar Hongkong atau Rp 30.000 - 39.000.
Lei Jun (CEO Xiaomi) mengatakan Xiaomi memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh di masa depan. "Kami adalah perusahaan yang langka karena bisa jualan hardware, e-commerce, dan layanan Internet," katanya seperti dikutip Gizmochina.
Saat ini nilai valuasi Xiaomi sekitar USD54 miliar atau sekitar Rp760 triliun hingga USD70 miliar atau sekitar Rp985 triliun, jauh di bawah prediksi sebelumnya yang menyebutkan nilai valuasi Xiaomi senilai USD 100 miliar atau sekitar Rp1.400 triliun.
"Kami tak pernah bilang seberapa besar nilai kami. Beberapa bulan ini pasar banyak berspekulasi," ujar Chew Shou Zi (CFO Xiaomi).
Bonus Bos Xiaomi
Lin Bin (Pendiri dan Presiden Xiaomi) mengatakan Lei Jun telah mendapat bonus saham senilai USD1,5 miliar atau sekitar Rp21,1 triliun sekaligus mencatatkan rekor bonus bos eksekutif terbesar sepanjang sejarah.
"Bonus ini semata-mata adalah bentuk apresiasi atas kontribusi Lei Jun. Apapun yang terjadi pada IPO Xiaomi sesuai atau tidak sesuai target tidak akan berpengaruh pada bonus tersebut," ucapnya.
Pada Februari lalu, Evan Spiegel (CEO Snapchat) meraup bonus USD638 juta atau sekitar Rp8.9 triliun.
Setelah IPO, nilai saham Lei Jun diprediksi bisa meningkat ke angka USD1.79 miliar dollar AS atau setara Rp25 triliun. Secara keseluruhan, nilai valuasi Xiaomi diprediksi mencapai USD6 miliar atau setara Rp84 triliun.
Source | : | Gizmochina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR