Di Taman Van Der Wijl yang berlokasi di depan kantor Balaikota Banjarbaru, tampak Syamsudin (37) sedang duduk sambil memegang layar ponselnya. Ia sedang asyik berselancar mencari berita-berita terbaru lewat ponselnya.
Syamsudin tak sendiri. Beberapa orang tampak melakukan hal yang sama. Mereka sering duduk di taman ini karena untuk berselancar di dunia maya ini, tanpa perlu mengeluarkan kuota sedikitpun. Pemerintah Kota Banjarbaru menyediakan WiFi gratis di taman ini.
Manfaat WiFi gratis juga dirasakan oleh Tarmuzi (60), ketua RT di Kampung Pejabat (singkatan dari Kampung Penjual Jamu Loktabat). Di kampung binaan Pemkot ini, Tarmuzi beserta istri membuka sebuah kafé jamu. Berkat WiFi gratis di kafénya, Tarmuzi mengaku bahwa pengunjung kafe jamu ini jadi ramai, bukan hanya oleh orang tua, namun juga para anak muda.
Selain di Taman Van Der Wijl dan Kampung Pejabat, menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Banjarbaru Johan Arifin, setidaknya kini ada 2 titik WiFi gratis lain yakni di RTH Bumi Cahaya Bintang dan Kampung Pelangi.
Penyediaan WiFi gratis ini diakui Johan sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota untuk membuat Banjarbaru menjadi smart city. Perlu diketahui, bahwa Banjarbaru saat ini menjadi salah satu kota yang terpilih untuk mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City.
Kota Pelayanan yang Berkarakter
Dalam pembukaan Bimbingan Teknis 1 Smart City yang berlangsung di Kantor Walikota Banjarbaru (04/07), Wakil Walikota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan mengatakan bahwa selain WiFi gratis, pemerintah Banjarbaru sejak tahun 2016 sudah berupaya mewujudkan kota Banjarbaru sebagai sebuah smart city sesuai dengan visinya yakni sebagai “Kota Pelayanan yang Berkarakter”.
Untuk mendukung program smart city itu, pemerintah melakukan penataan beberapa kampung menjadi kampung tematik sesuai dengan kekhasannya masing-masing. Kampung tematik itu antara lain Kampung Pelangi, yang awalnya merupakan kampung kumuh di tepian sungai Kemuning.
Ada pula Kampung Pejabat yang merupakan kampung bagi penjual jamu daerah Loktabat yang sudah ada sejak tahun 1972, serta Kampung Purun yang merupakan kampung perajin kerajinan purun khas Banjar. Ada pula Kampung Korea, yang merupakan pusat pelatihan keterampilan bagi para pemuda Banjarbaru.
Tingkatkan Program Pelayanan Online
Program smart city lainnya yang telah dilakukan dan akan terus ditingkatkan adalah keberadaan CCTV di beberapa titik. Inovasi yang diberi nama Tauman (Pantau Kota Idaman) ini membuat masyarakat umum dapat melihat beberapa area yang dipasangi CCTV melalui situs http://banjarbarukota.go.id/pantau.html. CCTV ini terbukti berguna terutama bagi polisi untuk mencegah aksi balap liar yang dulu sering dilakukan di pusat kota.
Pemerintah kota Banjarbaru juga sudah memiliki beberapa sistem pelayanan online. Misalnya saja Larisay (Layanan Kependudukan Sehari Selesai) yang mempermudah masyarakat Banjarbaru dalam mengurus surat-surat kependudukan. Ada pula Pelayanan Perizinan Online (Intan) yang mempercepat proses perizinan yang biasanya memakan waktu lama.
Berbagai aplikasi dan program smart city ini akan terus ditingkatkan karena Banjarbaru terpilih menjadi salah satu kota yang akan mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City. Dalam program ini, Pemkot Banjarmasin akan didampingi oleh Nicodemus Simu, SE, MM yang merupakan dosen dan Kepala Jurusan Managemen Institut Perbanas. Program ini juga melibatkan banyak unsur, meliputi pimpinan daerah, DPRD, akademisi, Kepala OPD/Camat, BUMN/BUMD, lurah desa, dan sebagainya.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR