Amazon dikabarkan sedang memproduksi perangkat jaringan yang memiliki built-in connection langsung ke layanan Amazon Web Services. Perangkat jaringan ini juga akan menggunakan software open source; bukan software proprietary yang umum digunakan perangkat jaringan yang ada saat ini.
Semua kelebihan tersebut membuat perangkat jaringan Amazon ini kabarnya akan memiliki harga 70-80% lebih murah dibanding perangkat jaringan yang ada. Tak heran jika kabar ini langsung membuat saham Cisco, market leader di pasar jaringan, turun 5% atau kehilangan US$11 miliar dari nilai pasar. Nasib serupa juga dialami pemain perangkat jaringan lainnya, seperti Juniper (turun 2%), Arista Network (4%), serta F5 Networks (1%).
Pasar perangkat jaringan sendiri terus tumbuh seiring semakin banyaknya orang dan perangkat yang terhubung ke internet. Lembaga riset Grand View Research memperkirakan, pasar network akan menembus angka US$64,63 miliar di tahun 2024. Kawasan Asia Pasifik menjadi faktor pendorong signifikan, dengan pertumbuhan mencapai 40% di periode 2016-2024.
Cisco sendiri masih menjadi penguasa industri jaringan dengan pangsa pasar mencapai 54,8%.
Langkah Amazon memasuki pasar jaringan sendiri semakin menunjukkan agresivitas perusahaan milik Jeff Bezos ini ke berbagai industri. Setelah menguasai pasar e-commerce dan cloud computing, Amazon kini melangkah ke berbagai industri, mulai dari fashion, entertainment, sampai supermarket. Berbeda dengan Google dan Apple, Amazon relatif berani memasuki industri yang jauh dari core business-nya. Akhir Juni kemarin, Amazon baru saja mengakuisisi Ring, produsen smart doorbell dan security camera.
Produk jaringan buatan Amazon ini kabarnya akan mulai masuk ke pasaran sekitar 18 bulan ke depan. Akan tetapi, belum ada konfirmasi resmi dari Amazon yang membenarkan kabar ini. Jadi kita tunggu saja apakah Amazon benar-benar memasuki pasar jaringan seperti rumor yang beredar saat ini.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR