Sebanyak 95 persen pengguna Google Translate berada di luar Amerika Serikat yang merupakan negara multilingual seperti India dan Indonesia.
Ia menambahkan jika timnya sedang fokus untuk meningkatkan kemudahan dalam penggunaan Google Translate, selain membuatnya lebih akurat dalam menerjemaahkan.
"Kami ingin orang-orang bisa berbicara senatural dan selancar mungkin," tuturnya.
Kendati demikian, menurut Dr. Moorkens, aplikasi penerjemah lebih baik digunakan untuk situasi informal. Menurutnya, belajar bahasa masih diperlukan untuk menyempurnakan pemahaman yang tepat.
"Ketika mesin berbicara kepada Anda, bagaimana Anda tahu jika pesan tersebut akurat dan tepat jika Anda tidak memiliki pengetauan bahasa tersebut?," jelas Dr. Moorkens.
Meski begitu, pendapat Dr.Moorkens tidak begitu berlaku di Rusia selama perhelatan Piala Dunia 2018. Ketika tidak ada komunikasi sama sekali, maka aplikasi penerjemah yang belum sempurna bisa menjadi alternatif.
"Mereka (aplikasi penerjemah) telah membantu para fans dan penduduk tuan rumah melebur bersama, memudahkan pengunjung berkeliling, membuat hari ke hari semakin mudah, dan membantu orang-orang menemukan sesuatu untuk dikatakan, serta bagaimana mengatakannya," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengguna Google Translate Melonjak Selama Piala Dunia 2018".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR