Pemerintah Tiongkok semakin ketat dalam mengawasi rakyatnya. Kali ini, seluruh data pengguna yang ada dalam iCloud disimpan oleh pemerintah setempat, lewat operator seluler milik negara untuk menjaga keamanan negara.
China Telecom, operator seluler milik pemerintah itu kini menyimpan setidaknya lebih dari 130 juta data pengguna iPhone yang tersimpan dalam iCloud di China. Data tersebut termasuk nomor kontak, catatan, bahkan hingga foto dan video.
Meski pemerintah Tiongkok mengatakan hanya sekadar menyimpan data, tentu saja aturan ini mengundang kecaman dan tak sedikit pengguna yang melontarkan kecurigaannya atas kebijakan ini.
Media sosial Weibo pun menjadi sasaran "curhat" para pengguna atas kekecewaan mereka pada regulasi ini.
"Mereka (pemerintah China) akan mecuri hak privasi saya," ungkap salah satu pengguna.
"Saya takut ini akan menjadi jauh 'lebih aman' dari sebelumnya," tulis pengguna lain dengan nada sindiran seperti dikutip CNET.
Bahkan seorang ahli industri di Tiongkok mengatakan bahwa ini adalah kesepakatan tepat yang dilakukan oleh pemerintah dan Apple.
"Tidak ada operator telekomunikasi yang akan mengelola dan memantau data pengguna, dan Apple memerlukan operator lokal Cina untuk menyediakan layanan jaringan," kata Xiang Ligang.
Apple memang tak memiliki pilihan lain. Pemerintah setempat memberikan ancaman akan memblokir layanan iCloud jika Apple tak mau menyimpan data pengguna di operator lokal.
Padahal sebelumnya, Apple sudah sepakat untuk memberi "kunci" akses terhadap data pengguna iCloud di China.
Kunci tersebut disimpan oleh perusahaan pihak ketiga Guizhou Cloud Big Data yang kemudian malah menyerahkan penyimpanan data tersebut ke operator milik negara.
Apple mengatakan, "Baru-baru ini China memberlakukan undang-undang baru yang mewajibkan layanan cloud yang ditawarkan kepada warga negaranya dioperasikan oleh perusahaan China dan data pelanggan China disimpan di negara tersebut," ungkap Apple dalam pernyataan resminya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR