Para mitra driver ojek online yang kerap menunggu penumpang dan menongkrong di pinggir jalan kerap menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan di Jakarta.
Karena itu, Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) akan mengatur titik penjemputan ojek online (ojol) untuk Go-Jek dan Grab Bike supaya tidak menyebabkan kemacetan.
Tri Sukma Anreianno (Head of Public Affairs Grab Indonesia) mengatakan Grab Indonesia sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif Gubernur DKI dan Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan lahan parkir bagi pengemudi ojek online dengan memanfaatkan potensi dari aset-aset Pemprov DKI Jakarta.
"Kami telah memahami kebutuhan lahan parkir dan tempat istirahat bagi para mitra pengemudi, sehingga kami pun membangun sejumlah shelter secara bertahap," katanya dalam siaran persnya, Kamis.
Saat ini Grab telah memiliki 90 shelter GrabBike yang tersebar di berbagai lokasi di DKI Jakarta sejak awal beroperasi. Grab bekerja telah bekerjasama dengan mal-mal, pemilik gedung serta stasiun kereta api di DKI Jakarta untuk penyediaan shelter kereta api tersebut.
Bahkan, Grab telah membangun GrabBike Lounge yang terletak di Daan Mogot, Jakarta Barat. GrabBike Lounge menyediakan fasilitas seperti tempat beristirahat, tempat mengisi ulang baterai HP, barber shop, cuci motor, cuci helm serta bengkel.
"Dalam waktu dekat, kami juga berencana untuk membangun satu GrabBike Lounge tambahan yang akan berlokasi di wilayah DKI Jakarta," ucapnya.
Sementara itu Michael Say (VP Corporate Communications Go-Jek) mengatakan Go-Jek terus berkomitmen untuk mendorong para mitra pengemudi dalam mematuhi peraturan lalu lintas serta menjaga kenyamanan para pelanggan dalam menggunakan setiap layanan mereka.
"Go-Jek pun terus berkomunikasi aktif dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pihak Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta dalam mencari solusi bersama terkait
ketertiban berlalu lintas," ujarnya.
Michael mengatakan saat ini Go-Jek sudah memiliki beberapa shelter di ibukota untuk kenyamanan penjemputan pelanggan. Lokasinya berada di Senayan City, Plaza Indonesia, Pacific Place, dan lainnya.
Lahan Pemprov DKI
Sebelumnya, Anies berencana memanggil pihak aplikasi ride sharing untuk membahas mengenai titik penjemputan ojek online karena beberapa ojek online kerap menjemput penumpang di pinggir jalan sehingga menyebabkan kemacetan.
"Yang akan dibicarakan dengan pengelola ojek online adalah penentuan titik-titik spot di mana tidak bisa dilakukan penurunan atau penjemputan penumpang. Baru mau dipanggil hari-hari ini. Nanti Pak Kadishub panggil, tadi barusan koordinasi. Paling hari Rabu baru kita panggil. Sesudah itu bisa langsung eksekusi," kata Anies di
Balai Kota beberapa hari lalu.
Harapannya, tidak akan terjadi kemacetan akibat ojek online yang "ngetem" sembarangan di pinggir jalan di masa depan. Anies pun berencana menyediakan lahan khusus ojek online untuk menunggu penumpang di kantor-kantor milik Pemprov DKI.
"Semua kantor Pemprov akan menyiapkan tempat khusus bagi ojek online untuk bisa parkir sehingga tidak mengganggu rumija, ruang milik jalan, yaitu badan jalan dan bahu
jalan. Dua itu tidak boleh dipakai," kata Anies.
Lahan khusus di kantor milik Pemprov DKI itu bukan disediakan untuk nongkrong ojek online tetapi hanya untuk menunggu penumpang yang sudah memesan.
"Itu bukan parkir, nongkrong, bukan. Ini ojek menunggu. Jadi ojek sudah datang, tapi customer-nya belum turun, itu kan ada masa tenggang. Biasanya menunggu di pinggir
jalan. Itu beda-beda, tergantung durasi tunggunya. Jadi bukan tempat mangkal, bukan. Jadi bukan pangkalan ojek di kantor Pemprov. Tapi tempat transit saat menjemput
tanpa harus menunggu di pinggir jalan. Mungkin seperti halte. Apa istilahnya nanti? Tempat transit mungkin," pungkasnya
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR