Operator seluler Telkomsel sedang ancang-ancang menggelar layanan koneksi 5G secara komersil di Indonesia.
Karena itu, operator yang khas dengan warna merah itu meminta pemerintah segera membuka lelang frekuensinya.
"Kita minta pemerintah membuka lelangnya (frekuensi)," kata Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah di kantor Telkomsel.
Menurut Ririek, spektrum yang dibutuhkan untuk menggelar jaringan 5G cukup besar, satu operator seluler setidaknya butuh spektrum minimal 100 MHz. Jaringan 5G ini akan sangat dibutuhkan di masa mendatang, terlebih menyambut era Industry 4.0 yang sudah dicanangkan pemerintah.
Mesin-mesin industri akan sangat membutuhkan jaringan 5G karena minim latensi. Telkomsel sendiri telah mengantongi izin uji coba jaringan 5G di frekuensi 28 GHz dengan spektrum 100 MHz.
Menurut Telkomsel, throughput yang dihasilkan bisa mencapai 16 Gbps dengan latensi yang rendah, yakni di bawah 1 ms.
Sebelum melangkah ke 5G, Telkomsel kini tengah meng-upgrade jaringannya ke teknologi 4,9G, dengan menggunakan massive MIMO dan teknik CA (carrier agregation).
Jaringan 4,9G tersebut berjalan di frekuensi 2.300 MHz yang didapat Telkomsel dari hasil lelang tahun lalu.
BTS-BTS berteknologi 4,9G ini sudah disebar di venue-venue Asian Games dan lokasi non-venue lainnya, seperti titik kerumunan, mal, restoran, rumah sakit, wisma atlet, dsb.
Telkomsel membangun booth 5G Experience Center di Gelora Bung Karno. Di booth ini, pengunjung bisa melihat teknologi remote driving, mobil yang dikendalikan secara remote, menggunakan koneksi 5G yang latensinya kecil, sehingga respons mobil bergerak saat itu juga, bersamaan dengan gerakan setir dari jarak jauh.
Ada pula demonstrasi game adu penalti di mana penjaga gawang menggunakan headset VR, mencoba menangkap bola yang ditendang secara real time. Bola yang ditendang akan diproyeksikan ke headset, dan dicoba ditangkap oleh kiper.
Ini juga menunjukkan rendahnya latensi yang dimiliki jaringan 5G, di mana gerakan bola di dunia nyata sinkron dengan yang dilihat di headset VR. Ada juga game Beat the Robot, di mana pengunjung akan diajak adu suit jepang (rock, papper, scissors) dengan lengan robot.
Lengan tersebut akan bereaksi begitu mendeteksi gerakan tangan pengunjung. Yang paling menarik adalah demonstrasi bus otonomos alias bus tanpa sopir.
Bus akan berjalan di rute yang sudah ditentukan, pengunjung juga bisa menonton video streaming kualitas Full HD di dalam bus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Diminta Segera Buka Lelang Frekuensi 5G"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR