Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan 21 perusahaan dan organisasi termasuk Uber dan Boeing untuk mengembangkan dan merealisasikan mobil terbang di masa depan.
"Mereka, antara lain, Airbus SE, NEC Corp, startup binaan Toyota Motor Corp bernama Cartivator, ANA Holdings Inc, Japan Airlines Co, dan Yamato Holdings Co. Mereka bertemu pada tahun ini," kata kementerian seperti dikutip Bloomberg.
Kehadiran mobil terbang dapat mengurangi kepadatan kendaraan di jalanan di kota-kota di Jepang. Uber sendiri siap menginvestasikan EUR 20 juta selama lima tahun untuk mengembangkan mobil terbang di Paris pada 2023.
"Pemerintah harus berkoordinasi untuk segera menetapkan standar keamanan mobil terbang," kata Yasuo Hashimoto (peneliti Japan Aviation Management Research).
Startup Kitty Hawk milik pendiri Google, Larry Page, juga telah menawarkan kendaraan wisata terbang. Perusahaan lain yang menunjukkan minat adalah Volkswagen AG, Daimler AG, dan Cina Geely Automobile Holdings Ltd.
Pada awal Juli 2018, pemerintah Jepang mengumumkan rencana peluncuran dewan publik-swasta untuk membahas masalah pengembangan mobil terbang yang lambat.
"Nantinya, mobil terbang itu bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal atau beroperasi tanpa pengemudi sehingga mengurangi kemacetan," ucap Yoshihide Suga (Ketua Sekretaris Kabinet Jepang).
Source | : | Bloomberg |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR