Analis dari firma riset IDC mengatakan jika pertumbuhan pasar smartphone pada semester II 2018 akan naik. Dibanding semester I, pertumbuhan pasar global akan menguat 1,1 persen.
Namun dari segi pengapalan tahun ke tahun, IDC memprediksi secara keseluruhan jika volumenya akan menurun 0,7 persen dengan 1.455 miliar unit pada 2018, turun dari angka 1.465 miliar pada 2017.
Meski begitu, IDC memprediksi tren positif pertumbuhan pasar smartphone gobal akan mulai membaik di tahun 2019 hingga 2022.
Disebutkan, tren positif ini akan dibawa oleh desain ponsel berlayar jumbo yang semakin hari, bentang layarnya semakin panjang.
IDC meramalkan pertumbuhan ponsel jenis ini akan mencapai 941,6 juta pada 2018, terhitung 64,7 persen dari total smartphone.
Volume ini naik dari angka 623,2 juta unit pada 2017 sebagaimana rangkum dari Digitimes.
Pengapalan smartphone layar jumbo akan melonjak hingga 1.391 miliar unit atau 84,5 persen dari total pengapalan.
Sementara itu, smartphone dengan rasio layar 18:x yang didominasi ponsel flagship dan high-end keluaran tahun 2017 akan dibanderol dengan harga rendah pada sisa waktu tahun 2018 mulai dari 200 dollar AS (sekitar Rp3 jutaan).
IDC mencatat pada kuartal II 2018, smartphone dengan rasio 16:9 akan dikalahkan smartphone berasio aspek 17,5:9 dan di atasnya.
Menurut IDC, vendor China seperi Vivo, Huawei, Xiaomi, dan Oppo yang melebarkan pasar internasionalnya menjadi aktor penting pertumbuhan pengapalan smartohone layar jumbo.
Ditambah rumor iPhone yang diyakini akan membawa dua tipe iPhone XS dengan bentang layar di atas 6 inci.
Kendati demikian, IDC juga mencatat penurunan pada pasar China sebanyak 6,3 persen pada tahun 2018, dengan volume pengapalan yang anjlok 11 persen.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR