Salah satu masalah klasik dalam mengelola data center adalah mendeteksi sumber masalah ketika terjadi kegagalan sistem. Apakah penyebabnya di server, storage, atau network? Butuh waktu untuk menelusuri penyebab masalah, yang berarti ada business opportunity yang terbuang akibat kejadian tersebut.
Resiko seperti itu sebenarnya bisa jauh berkurang jika sebuah data center menggunakan storage Nimble dari Hewlett-Packard Enterprise (HPE). Pasalnya, HPE Nimble memiliki software khusus bernama InfoSight yang memiliki kemampuan mendeteksi sumber masalah. Meski InfoSight pada dasarnya storage software, kemampuan analisanya mencakup server, storage, dan network. Berkat InfoSight, admin data center bisa menemukan masalah dengan lebih cepat.
“Dengan InfoSight, kita bisa 80% lebih cepat menemukan masalah” ungkap Theo Haelsey (Pre-Sales Manager Duta Pratama Teknologi). Duta Pratama Teknologi (DPT) sendiri adalah gold partner HPE di Indonesia dalam memasarkan produk HPE, termasuk Nimble.
Yang menarik, fungsi InfoSight bukan cuma saat terjadi kegagalan sistem. InfoSight dapat melakukan predictive analysis dengan mendeteksi anomali atau ketidakwajaran yang terjadi di sistem. “Contohnya ketika terjadi penurunan performa, InfoSight bisa mendeteksi bottleneck-nya di mana” tambah Theo. Kemampuan analisa InfoSight sendiri bisa mencapai level VM (virtual machine) di dalam server, sehingga hasilnya lebih tajam dan komprehensif.
Keunggulan Nimble
Sejak berdiri pada tahun 2008, Nimble memang menjadi nama penting di perkembangan industri storage di dunia. Kemampuan predictive analysis InfoSight menjadi keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki storage lainnya. Tidak heran jika Gartner menempatkan Nimble di kuadran Leader pada Magic Quadrant Flash Storage pada tahun 2016 dan 2018. Keunggulan ini pula yang kemudian membuat HPE melakukan akuisisi terhadap Nimble pada tahun 2017.
Ada tiga seri produk dari HPE Nimble, yaitu All-Flash Arrays, Adaptive Flash Arrays, serta Secondary Flash Arrays. Nimble All-Flash Arrays adalah storage yang seluruhnya menggunakan flash (all-flash). “Biasanya digunakan untuk kebutuhan yang membutuhkan performa tinggi seperti database” ujar Theo mencontohkan. Sementara Adaptive Flash Arrays dan Secondary Flash Arrays menggunakan pendekatan hybrid (gabungan antara flash dan disk).
Yang menarik, lini produk dari Nimble Storage memiliki maksimum IOPS yang sama, terlepas dari besarnya kapasitas. Hal ini berbeda dengan storage lain yang harus melakukan berbagai cara yang rumit (seperti menambah disk atau membuat RAID) untuk mencapai nilai IOPS tertentu. Pendekatan yang dilakukan Nimble seperti ini tentu saja membuat perusahaan lebih mudah menentukan pilihan sesuai kebutuhan.
Keistimewaan storage Nimble lainnya adalah pendekatan scale-out atau horizontal scaling saat perusahaan membutuhkan upgrade. Artinya ketika menambah storage Nimble baru, turut disertakan controller untuk mengelola kapasitas baru tersebut. Hal ini membuat kecepatan IOPS dari seluruh sistem storage tidak mengalami penurunan.
Pada storage lain, kapasitas baru tersebut tetap dikelola controller yang ada, sehingga terjadi bottleneck dan penurunan performa.
Fitur yang Memudahkan
Selain memiliki performa jempolan, HPE Nimble juga memiliki beragam fitur yang memudahkan. Contohnya adalah fitur compression dan deduplication yang langsung didapat tanpa membayar lisensi tambahan. “Hal ini tentu saja membuat penggunaan storage semakin efisien” tambah Theo.
Fitur lainnya yang bisa lebih mengefisienkan kapasitas storage adalah Smart Clone. “Fitur Smart Clone ini sangat berguna pada proses development dan testing” ungkap Theo.
Contohnya seperti ini. Tim development ingin menguji fitur baru dengan menggunakan data production (atau data sesungguhnya) yang memiliki ukuran 1TB. Dengan Smart Clone, tim development bisa menduplikasi data production dan mendapatkan 1TB data baru yang siap untuk diuji. Di mata user, berarti ada 2TB data (1TB data produksi, 1TB untuk development).
Namun di mata storage, kapasitas yang digunakan tetap 1TB. Pasalnya fitur Smart Clone sebenarnya hanya menggandakan data tersebut secara virtual tanpa memerlukan penambahan kapasitas sesungguhnya.
Meski duplikasi bersifat virtual, perubahan di data production dan data development tetap independen. Jadi, kedua kepentingan bisa berjalan bersamaan tanpa saling mempengaruhi.
Dukungan Penuh DPT
Dengan semua kelebihan tersebut, Duta Pratama Teknologi yakin HPE Nimble dapat menjawab kebutuhan perusahaan di Indonesia. Apalagi, tim DPT telah mengantongi HPE Master ASE, sertifikasi teratas untuk semua solusi HPE Storage. “Di Indonesia, hanya sedikit yang sudah mengantongi HPE Master ASE ini” ungkap Susy Guo, Product Marketing Manager Duta Pratama Teknologi.
Karena mengantongi sertifikasi HPE Master ASE ini, tim DPT bisa melakukan proses design, deploy, sampai support dari semua solusi HPE Nimble. Bicara soal support, DPT memiliki call center yang beroperasi 24x7 dalam membantu pelanggan. “Tim support kami siap memberikan bantuan kapan saja pelanggan membutuhkan” tambah Susy.
Komitmen ini tidak saja untuk memberikan rasa aman bagi pelanggan, namun juga menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan yang menjadi mitra kerja DPT.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR