Industri gaming di Tiongkok sedang melesu menyusul regulasi pemerintah Tiongkok yang melarang beberapa game online.
Tencent Holdings sebagai produsen gaming terbesar di Tiongkok langsung merasakan dampak dari peraturan baru tersebut.
Saham Tencent anjlok menjadi HKUS$ 323,20 atau sekitar Rp614 ribuan dari HKUS$ 406 atau mencapai Rp772 ribuan pada 2017.
Karena itu, Tencent segera melakukan restrukturisasi perusahaan yang pertama dalam enam tahun terakhir.
Pertama, perusahaan asal Shenzen itu akan mengkonsolidasikan tiga grup bisnis konten ke dalam satu unit dan membuat grup baru untuk cloud dan industri cerdas sehingga Tencent dapat meningkatkan penawaran data berbasis cloud untuk klien korporat.
Harapannya, Tencent dapat menyaingi Grup Alibaba dan meningkatkan kemampuan penawaran konten untuk berbagai layanan seperti WeChat, musik, permainan dan hiburan lainnya.
"Tencent akan mengeksplorasi lebih jauh integrasi sosial, konten dan teknologi supaya lebih sesuai untuk tren masa depan," kata Tencent seperti dikutip Channel News Asia.
Selain itu, Tencent akan membentuk komite teknologi untuk memperkuat penelitian dan pengembangannya.
Tencent sendiri berdiri pada 1998 dan melakukan go public alias menawarkan saham perdananya (IPO) pada 2004 hingga 2018.
Nilai sahamnya telah melonjak lebih dari 88 kali setelah IPO dengan puncak nilai pasar sebesar US $ 578 miliar atau mencapai Rp8.613 triliun pada Januari tahun ini.
Bisnis game online terutama PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile (PUBG Mobile) memberikan kontribusi terbesar kepada pendapatan Tencent.
Tencent juga memiliki WeChat, jejaring sosial China yang sudah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna.
Source | : | Channel News Asia |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR