Lintasarta perusahaan penyedia layanan total solution bidang Information and Communication Technologies (ICT), meraih penghargaan Top Corporate Social Responsibility (CSR) 2018 dari Top Business.
Setelah melalui proses seleksi dan penilaian yang melibatkan riset lapangan dan wawancara penjurian oleh dewan juri yang terdiri dari kalangan pakar, akademisi, konsultan dan, praktisi CSR, Lintasarta berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus.
Dua penghargaan Lintasarta itu yaitu “Top CSR 2018 Sektor ICT (Peringkat I) melalui Appcelerate Program, dan kedua diberikan kepada Direktur Utama Lintasarta, Arya Damar sebagai pemenang kategori “Top Leader on CSR Commitment 2018”.
Sebagai pucuk pimpinan perusahaan, Arya Damar memiliki kepedulian dan komitmen tinggi dalam menjalankan dan mewujudkan program-program CSR di institusi yang dipimpinnya.
"Penghargaan ini sungguh menjadi kebanggakan tersendiri bagi kami, dan tentunya juga seluruh jajaran manajemen perusahaan yang selama ini telah bekerja keras untuk kemajuan perusahaan," kata Direktur Utama Lintasarta Arya Damar.
Arya mengatakan Lintasarta konsisten mengalokasikan sebagian laba untuk program - program sosial kemasyarakatan dan lingkungan, melalui kegiatan CSR termasuk memberikan bantuan untuk korban bencana alam dan lainnya.
"Program CSR telah menjadi strategi yang inheren dengan pengembangan bisnis perusahaan ke depan agar bisa terus berkelanjutan," ucapnya.
Saat terjadi gempa bumi di Lombok beberapa wakltu lalu, Lintasarta menyediakan layanan internet menggunakan antena penerima sinyal dari satelit (VSAT) di posko utama di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mendukung sarana komunikasi penanganan bencana di wilayah tersebut yang memang sangat diperlukan sebagai sarana komunikasi.
"Untuk membantu penanganan masalah ini, kami langsung turunkan tim khusus dari Makassar dan tentunya diperkuat dari Pusat untuk membenahi sarana komunikasi yang rusak akibat gempa dan tsunami," ujarnya.
Proses Penilaian
Sebagaimana diungkapkan Ketua Dewan Juri Top CSR 2018 yang juga ketua KNKG, Mas Achmad Daniri, beberapa lembaga yang digandeng dalam Tim penjurian di antaranya Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Masyarakat CSR Indonesia, SGL Management, Asia Business Research Center, Mitra Bhadra Consulting, Yayasan PAKEM, PPM Manajemen, Alvara, Indonesia CSR Society, Dwika Consulting, Sinergi Daya Prima, dan Solusi Kinerja Bisnis.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, proses penjurian dan penilaian tahun ini relatif istimewa karena menggunakan aplikasi Social Responsibility Index (SR Index) ISO 26000.
Dengan aplikasi ini, setiap perusahaan peserta dapat mengukur tingkat adopsi CSR-nya terhadap ketentuan di dalam ISO 26000 SR.
Secara teknis, ada 253 pertanyaan yang dipersyaratkan atau menjadi ketentuan dalam SR Index ISO 26000.
Skor maksimal SR Index yang dapat diraih adalah 759. Dengan mengukur SR Indexnya, maka perusahaan peserta dapat mengukur Index-nya serta meningkatkannya dari waktu ke waktu.
"Inilah salah satu yang membedakan dengan yang lain, di mana juga ada manfaat yang dapat diperoleh bagi Peserta TOP CSR 2018, karena juga ada sesi nilai tambah saat presentasi dan wawancara penjurian berlangsung. Selain itu, peserta juga mendapatkan feedback tertulis untuk pengembangan CSR perusahaan di masa mendatang," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR