Sejak 2007 silam ketika iPhone pertama kali diperkenalkan, Apple selalu merilis iPhone terbaru dengan sejumlah perubahan.
Setiap tahun Apple rutin menambah fitur anyar pada iPhone yang kerap dinanti oleh para penggemarnya.
Fitur-fitur tersebut seringkali menjadi pembeda dan membuat iPhone jadi lebih unggul ketimbang smartphone lain.
Seperti misalnya ketika Apple menyematkan pemindai sidik jari pada iPhone 5S yang membuat ponsel ini laris manis di pasar sekaligus mencetuskan tren fingerprint scanner.
Namun seiring dengan waktu, daya tarik iPhone diyakini kian meredup. Hal ini terungkap dari sebuah catatan yang dibuat oleh para analis dari lembaga riset Citi Research Innovation Lab.
Lewat sebuah grafik dalam catatan tersebut, para analis Citi Research memperlihatkan kondisi di mana terjadi penurunan angka ketertarikan konsymen terhadap iPhone.
Grafik tersebut dibuat dari sebuah penelitian berdasarkan jumlah pencarian di mesin pencari Google. Dari grafik lansiran Citi Research, terlihat indeks ketertarikan masyarakat memang semakin menyusut terhadap produk iPhone.
Angka tertinggi diperoleh ketika iPhone 5 pertama kali diluncurkan. Namun kemudian menyusut tajam pada iPhone 5s. Ketertarikan masyarakat mulai pulih ketika iPhone 6 dan 6 Plus dirilis.
Namun kembali turun saat iPhone 7 dan 7 Plus diperkenalkan pada 2016. iPhone 8 dan 8 Plus sempat membuat angka indeks ketertarikan masyarakat ini terdongkrak. Kendati demikian angka tersebut tak lebih besar dari yang tercatat pada masa iPhone 6 dan 6 Plus.
Angka paling rendah ada pada trio iPhone yang dirilis tahun ini. Bahkan angka indeks ketiga iPhone terbaru ini tak dapat melampaui angka iPhone 6s dan 6s Plus. Index ketertarikan masyarakat terhadap iPhone semakin menurun.
Gara-gara minim inovasi?
Menurut Citi Research, grafik di atas terjadi karena setiap tahun iPhone dianggap semakin minim inovasi. Dampaknya, pasar semakin lesu dan tidak begitu tertarik dengan apa yang ditawarkan Apple pada iPhone.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR