Pabrikan notebook kabarnya sedang bersiap memindahkan pabriknya dari Tiongkok. Seperti diberitakan Digitimes, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi efek perang dagang AS-Tiongkok yang kian sengit.
Sebagai informasi, produsen notebook asal AS seperti Dell, HP, atau Apple tidak memiliki pabrik sendiri untuk membuat notebook. Mereka hanya mendesain notebook, setelah itu menyerahkan produksi ke pabrikan notebook seperti Compal Electronics, Quanta Computer, Winstron, Inventec, dan Pegatron. Mayoritas pabrikan notebook ini adalah perusahaan Taiwan, namun pusat produksinya berada di Tiongkok mengingat kedekatan lokasi serta biaya produksi yang murah.
Namun sejak terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok, lokasi pabrik ini menjadi masalah. Pasalnya, sejak 24 September 2018 kemarin, Pemerintah AS telah mengenakan pajak tambahan sebesar 10% bagi produk elektronik yang diproduksi di Tiongkok ketika masuk pasar AS. Nilai pajak itu bahkan meningkat menjadi 25% pada 1 Januari 2019 nanti.
Aturan itu sebenarnya hanya berlaku untuk produk elektronik seperti server, desktop PC, dan server, sementara notebook, All-in-One, smartphone, dan wearable tidak masuk ke dalam daftar. Namun jika perang tarif terus terjadi, bukan tidak mungkin perangkat seperti notebook akan masuk daftar. Karena itulah, produsen notebook asal menginginkan pabrikan notebook untuk mencari lokasi alternatif sebagai langkah antisipasi.
Mengutip Digitimes, Compal kabarnya akan mengaktifkan kembali pabrik notebooknya di Vietnam sambil memperbesar kapasitas produksi pabrik lainnya di Taiwan. Sementara Winston akan mengembangkan pabriknya di Taiwan dan Filipina.
Sedangkan Pagatron kabarnya sedang mencari pabrik di kawasan Asia Tenggara, dan Indonesia disebut-sebut akan menjadi negara pilihan.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR