Adapun tantangan yang mungkin akan dihadapi perusahaan adalah ketersediaan skill. Ketika industri secara bersama-sama bergerak ke arah digital, keahlian di bidang software engineering menjadi sangat dibutuhkan. Sebelumnya, perusahaan mungkin dapat mengandalkan dukungan vendor TI, seperti SAP. Kini, tiap perusahaan mempunyai divisi Software Development sendiri sehingga memicu jumlah permintaan yang sangat besar untuk skill ini.
“Tidak mudah untuk memperoleh orang dengan skill TI yang bagus. Jadi isu utamanya adalah bagaimana membangun skill yang memadai secara cepat,” jelas Clas Neumann.
Hal lain adalah bagaimana perusahaan meningkatkan skill dari karyawan yang ada karena mereka membutuhkan keahlian-keahlian baru yang mungkin belum pernah mereka lakukan sebelumnya. “Sebelum ini, para pekerja di pabrik sudah sangat memahami teknologi assembling. Tapi sekarang mereka juga harus belajar, misalnya, bagaimana berkomunikasi dengan robot,” Clas menambahkan.
Membantu mengatasi kelangkaan keahlian itu, SAP menggelar program University Alliance. Program ini memampukan institusi pendidikan mengintegrasikan pengetahuan tentang teknologi terkini dari SAP dalam proses belajar mengajar di kampus.
Untuk mendukung Industri 4.0 dari sisi teknologi, SAP menawarkan solusi yang dikelompokkan menjadi tiga: ERP & Digital Core, Data Hub, dan Cloud Platform.
Digital Core merupakan skenario utama yang dibutuhkan setiap perusahaan, yaitu ERP, dan dapat diimplementasikan di lingkungan on premises maupun cloud. Sedangkan Data Hub adalah solusi untuk sharing, pipelining, dan orkestrasi data sehingga data dapat mengalir di antara berbagai lanskap data modern dengan ragam data yang bermacam-macam. Cloud Platform berisi aneka macam software yang dikembangkan oleh SAP maupun para mitranya, sesuai kebutuhan pelanggan.