Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 memasuki tahap akhir. Pada 12-13 Desember ini, 50 kota/kabupaten hadir di ICE BSD, Tangerang Selatan, untuk mempresentasikan rencana induk (masterplan) yang telah mereka susun dalam satu tahun terakhir.
Salah satunya adalah Kota Surakarta yang dipresentasikan langsung oleh sang walikota, F.X. Hadi Rudyatmo.
Walikota yang biasa dipanggil Rudy ini memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi Kota Surakarta saat ini, salah satunya dalam menjawab masalah persampahan.
Langkah pertama adalah dengan mengurangi tempat pembuangan sementara sampah.
“Sebelumnya Kota Solo memiliki 58 tempat pembuangan sementara, namun kini tinggal lima buah” ungkap Rudy.
Sebagai gantinya, Pemkot Surakarta memperbanyak armada pengumpulan sampah keliling, mulai dari truk sampah sampai gerobak motor.
Bekas TPA ini kemudian juga diubah menjadi ruang publik sehingga masyarakat Surakarta dapat menikmati suasana kota dengan nyaman.
Tidak cuma itu, Pemkot Solo juga bekerjasama dengan salah satu penyedia teknologi untuk mengubah sampah menjadi sumber listrik.
Pembangkit listrik tenaga sampah ini rencananya akan menghasilkan daya listrik 5 MW yang nantinya akan menjadi sumber energi terbarukan bagi masyarakat Kota Surakarta.
“Dan itu tanpa biaya satu sen pun dari anggaran pemerintah kota” tambah Rudy.
Inovasi lain yang digalakkan Pemkot Surakarta adalah Tape Pasar (Teknologi Aplikasi e-Retribusi Pasar).
Ini adalah sistem retribusi secara elektronik bagi pedagang di berbagai pasar di Kota Surakarta. Solusi ini memudahkan pedagang membayar retribusi secara elektronik di alat khusus yang disediakan di area pasar.
Solusi ini juga meningkatkan efisiensi sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta.
“Kami tidak perlu menugaskan 8-10 orang untuk mengurus retribusi ke pasar di Solo” ungkap Rudy menyebut salah satu manfaat Tape Pasar.
Yang tak kalah penting, pendapatan Pemkot Surakarta dari retribusi meningkat setelah implementasi Tape Pasar ini.
Dengan pencapaian tersebut, Rudy berharap bisa meningkatkan persentase Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta.
“Harapannya di tahun 2021 nanti, PAD mencapai 40% dari total anggaran di Surakarta, sehingga kemandirian Pemerintah Kota Surakarta bisa diwujudkan dari inovasi di bidang teknologi ini” ungkap Rudi.