4. Enforced agreement
Ketika ingin mengunduh sebuah aplikasi, konsumen biasanya diminta untuk menyetujui syarat dan ketentuan dengan memberi tanda di kolom persetujuan atau agreement. Seringkali, karena klausul terlalu panjang atau tidak memahami, konsumen langsung saja mengklik setuju tanpa membacanya.
51 persen konsumen merasa terganggu dengan cara seperti itu dan 46 persen berpendapat cara seperti itu sia-sia.
5. Internet of skills
Lebih dari 50 persen pengguna augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) menginginkan aplikasi atau peralatan seperti kacamata dan sarung tangan yang bisa memberi panduan virtual, misalnya memasak.
6. Zero-touch consumption
Banyak responden yang ingin asisten virtual secara otomatis dapat memperpanjang tagihan atau langganan mereka. Ada juga yang menginginkan peralatan rumah tangga mereka memiliki kemampuan untuk mendeteksi kebutuhan sehari-hari apa saja yag sudah habis dan secara otomatis memesannya ke toko langganan mereka.
7. Mental obesity
Jika sekarang ini banyak yang mengalami kegemukan atau badan kurang bugar karena kurang beraktivitas fisik akibat terlalu banyak memakai gawai, di masa depan, konsumen khawatir mereka mengalami obesitas mental karena kurang berpikir.
Terlalu banyak kegiatan yang secara otomatis dapat dilakukan oleh mesin membuat mereka jarang menggunakan kemampuan berpikir sehingga mereka perlu mendatangi mind gym alias pusat kebugaran pikiran.
8. Eco me
39 persen konsumen ingin jam tangan pintar ramah lingkungan yang dapat mengukur jejak karbon mereka di muka bumi.
9. My digital twin
48 konsumen memimpikan teknologi AR atau VR yang dapat membuat avatar online yang dapat menirukan ekspresi mereka sehingga seolah-olah mereka dapat melakukan kegiatan di tempat berbeda.
Misalnya, saat mengadakan rapat dan kita tidak bisa hadir langsung di lokasi, avatar tersebut dapat "mewakili" kehadiran kita di tempat itu.
10. 5G automates society
20 persen pengguna ponsel pintar yakin jaringan 5G akan lebih baik dalam menghubungkan perankat internet of things (IoT).