Go-Jek akan memberlakukan kebijakan tarif dinamis untuk bersaing dengan Grab di kandangnya Singapura dan merebut hati pelanggan, mengingat Go-Jek adalah pemain baru.
Sesuai namanya, tarif layanan Gojek di Singapura akan berjalan dinamis. Tarif dinamis itu akan naik atau turun sesuai dengan banyak atau sedikitnya permintaan layanan.
Go-Jek mengatakan tarif dinamis itu adalah bagian dari lanjutan fase uji coba tahap beta layanan Gojek di Singapura dan kebijakan itu membantu penumpang dan pengemudi memangkas waktu tunggu mereka.
"Tarif dinamis ini merupakan program Go-Jek untuk meningkatkan pengalaman pengguna di Singapura. Kami memastikan tarif Go-Jek akan selalu kompetitif dengan kebutuhan warga di sini dan kami akan terus meningkatkan pelayanan kami," kata Go-Jek dalam keterangan via emailnya seperti dikutip Strait Times. Persaingan Gojek dengan Grab di Singapura berlangsung sengit dan Grab menegaskan tidak mau ikut dalam arus perang tarif dengan Gojek.
Grab memilih cara yang lebih aman yakni meningkatkan layanan mereka dibanding mengumbar subsidi.
Pengenalan tarif dinamis itu mendapat respons dari pengamat ekonomi transportasi Singapore University of Social Sciences, Walter Theseria.
"Tarif dinamis ini bakal lebih menarik menggunakan platform Gojek selama jam sibuk. Go-Jek akan menggunakan rayuan insentif untuk mengakumulasi pangsa pasar Singapura," ucapnya.
Masuk Malaysia
Go-Jek terus melebarkan sayap bisnis di Asia Tenggara setelah sukses di Indonesia. Go-Jek pun berencana masuk ke pasar Malaysia setelah sukses beroperasi di Thailand, Vietnam dan Singapura.
Sayangnya, rencana Go-Jek untuk masuk ke pasar Filipina masih terganjal masalah regulasi setempat.
Pendiri Go-Jek Kevin Aluwi mengatakan Go-Jek terus melakukan pembahasan dengan otoritas setempat untuk mendapatkan izin layanan di Filipina.
"Kami sedang berbicara dengan semua lembaga pemerintah (Filipina) dan kami optimis akan segera berada di pasar," kata Aluwi seperti dikutip Reuters.
Selain itu, Aluwi juga disebut mengindikasikan Go-Jek sedang menjajaki memperluas layanan ke Malaysia. Menurut laporan dari Google-Temasek, nilai valuasi Go-Jek akan melonjak hingga hampir USD30 miliar pada tahun 2025 dari USD 7,7 miliar pada 2018.
Saat ini Go-Jek sedang membuka pendanaan terbaru senilai USD 2 miliar. Ketiga perusahaan, yakni Google, Tencent, dan JD.com dilaporkan telah menanam investasi di Go-Jek sebesar USD 920 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun (kurs USD 1 = RP 14.064).
Apabila investasi dari ketiga perusahaan ini disepakati, maka akan membuat valuasi Go-Jek mencapai USD 9,5 miliar atau setara Rp 133 triliun.
Valuasi tersebut tentunya bisa mendekatkan Go-Jek sebagai startup pertama Indonesia yang menyabet 'gelar' decacorn, sebuah istilah perusahaan rintisan yang nilainya lebih dari USD 10 miliar.