Perusahaan sekuriti Kaspersky Labs memprediksi tren baru serangan siber bakal mengemuka pada tahun 2019. Beberapa serangan siber tersebut bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal target serta ruang dan waktu.
Prediksi tren tersebut disampaikan oleh Dony Koesmandarin selaku Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky Labs Asia Pasifik.
"Dengan maraknya perusahaan teknologi baru dan inovasi digital dalam perekonomian Indonesia, serangan siber pun akan semakin banyak di tahun ini," kata Dony di Jakarta.
Menurut dia, bakal ada 7 tren baru untuk serangan cyber di Indonesia pada tahun ini.
1. Serangan APT (Advanced Persistent Threat) bakal berkurang
APT sejatinya adalah bentuk serangan siber skala besar yang mengincar suatu infrastruktur atau target besar guna mengumpulkan informasi sensitif.
Berkurangnya serangan APT sejatinya menghasilkan paradigma atau cara baru bagi para pelaku cyber-crime.
Cara baru ini bisa dimanfaatkan untuk menyerang perangkat atau infrastruktur agar lebih efektif lantaran APT sendiri membutuhkan waktu lama untuk dieksekusi.
2. Serangan dari networking hardware dan IoT
Jenis serangan ini juga diprediksi bakal ramai di tahun 2019. Para pelaku cyber-crime nantinya bakal memanfaatkan celah keamanan pada jaringan dan perangkat IoT sebagai medium untuk melakukan serangan siber.
Salah satunya, mereka bisa memanfaatkan robot (botnets) atau perangkat IoT untuk menghambat sinyal komunikasi atau mengacaukan sebuah infrastruktur melalui jaringan. 3. Kemunculan pemain baru yang lebih agresif
Pertumbuhan pelaku serangan siber pun, sebagai efek dari berkurangnya APT, patut diwaspadai. Mereka biasanya mengotak-atik alat eksploitasi untuk melakukan serangan siber agar lebih sulit untuk ditangani.