Find Us On Social Media :

Mendidik Generasi Muda untuk Merawat Benteng Pesisir Indramayu

By Administrator, Kamis, 28 Februari 2019 | 10:56 WIB

Rhizophora rhizophora, Pidada pidada, Ada api-api, ada api-api di lumpur, di lumpur

Ikan gelodok, ikan gelodok Kepiting, kepiting Di mangrove, di mangrove.

Sayup-sayup terdengar suara anak-anak SDN Paoman IV, Indramayu, menyanyikan lagu tentang mangrove. Lagu ini diadaptasi dari lagu anak-anak “Where is thumb”.

Siang itu kami berkesempatan melihat proses pembelajaran PLH Tematik Mangrove di sekolah ini. Kabupaten Indramayu dengan garis pantai 114,1 kilometer merupakan provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum muatan lokal PLH Tematik Mangrove.

Salah satu masalah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Indramayu adalah abrasi. Abrasi merupakan pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang sifatnya merusak. Aktivitas pembangunan juga turut mendorong terjadinya abrasi.

Menurut data dari Kasi Konservasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Indramayu, sekitar 60 persen garis pantai sudah tergerus abrasi. Banyak warga terpaksa pindah dan membangun rumah yang letaknya jauh dari pantai.

Penanggulangan abrasi sudah dilakukan salah satunya dengan membangun tanggul penahan ombak (break water) dan menanam kembali hutan mangrove. Restorasi hutan mangrove diinisiasi oleh kelompok Pantai Lestari di Desa Karangsong, Indramayu, sejak 2008.

Usaha ini membuahkan hasil. Tanaman mangrove tumbuh subur dan lebat. Pemerintah Kabupaten Indramayu pun berkomitmen untuk melestarikan mangrove di pantai utara Jawa, dengan ditetapkannya beberapa areal konservasi mangrove, yakni mangrove di Desa Karangsong untuk ekowisata, mangrove di Desa Pabean Udik untuk penelitian dan pengembangan, mangrove di Desa Lamaran Tarung untuk pusat nursery dan sumber benih.

Sejak dini, para murid SD ini diajarkan menanam mangrove sebagai bagian dari pelestarian lingkungan

Namun, tongkat estafet penjaga lingkungan pantai Indramayu harus diteruskan ke generasi selanjutnya agar pelestarian hutan mangrove terus berjalan dari generasi ke generasi. Karenanya, pendidikan karakter sejak usia dini pun dikembangkan. Pemerintah Kabupaten Indramayu, melalui Dinas Pendidikan dengan dukungan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan menyelenggarakan kurikulum muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Tematik Mangrove.

Muatan lokal PLH Tematik Mangrove ini diperuntukkan bagi sekolah dasar di pesisir pantai. Kurikulum muatan lokal ditentukan berdasarkan kompetensi, keadaan, dan kebutuhan masing-masing daerah. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, dalam kurikulum harus dimasukkan konsep berpikir mengenai bagaimana melestarikan lingkungan. “Dengan adanya mangrove ini, iklim Indramayu jadi lebih baik. Sebelum ini panas sekali. Sekarang, angin pantai disaring oleh pohon mangrove, ikan-ikan kecil bertambah karena akar mangrove sebagai tempat bertelur,” kata Ali Hasan saat kami melakukan kunjungan ke kantornya.

Tujuan pembelajaran PLH Tematik Mangrove adalah terbentuknya generasi muda yang memiliki kecintaan dan komitmen untuk memelihara lingkungan. Kekayaan alam dapat memberikan kontribusi yang baik apabila manusia menjaganya dengan baik. Selain berdampak terhadap pendidikan, program mangrove ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan bernilai ekonomi.