Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi yang besar dan berkualitas.
Sayangnya, banyak potensi SDM itu yang masih terpendam dan belum mendapatkan tempat untuk menunjukan kehebatannya.
Salah satunya SDM IT berbakat asal Indonesia adalah Putra Aji Adhari. Putra Aji Adhari yang berusia 15 tahun adalah madrasah tsanawiyah asal Ciledug, Kota Tangerang.
Meskipun usianya masih muda, ia berhasil membobol situs National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Padahal, Putra Aji Adhari mempelajari bahasa pemograman komputer secara otodidak. Ia tercatat sebagai siswa kelas dua madrasah tsanawiyah yang tinggal di sebuah rumah di gang sempit di Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Sosok pendiam itu mendapuk dirinya sebagai white hat hacker dan hanya melakukan penetration test di situs-situs tersebut.
Setelah dikenal sebagai white hat hacker, banyak teman-temannya yang datang ke Putra Aji Adhari untuk belajar komputer.
"Pas tahu saya bisa nge-hack gitu, langsung banyak yang minta ajarin komputer. Terus minta ajarin acara hack," katanya.
Tak hanya itu, ada juga teman-temannya yang memintanya untuk membobol akun Facebook dan Instragram mantan pacar teman-temannya. "Tapi, ada juga yang malah tolong ajarin sama hack-in akun facebook, Instagram mantan," ujarnya..
Spontan, ia langsung menolak permintaan teman-temannya itu, bukan karena tak mampu tapi perbuatan demikian tak dibenarkan.
Situs KPU
Putra Aji Adhari serius menceritakan pengalamannya membobol situs NASA dan lembaga pemerintahan di Indonesia, parahnya si pemilik tak responsif.
"Web instansi pemerintah itu memang bugnya gampang banget. Tapi memang kadang owner situsnya itu jarang respon gitu kalo aku report bug," ujar Putra Aji Adhari.
Penetration test yang dilakukan Putra Aji Adhari sebatas mencoba masuk ke situs tertentu dan menemukan mana yang bisa disusupi hacker jahat. "Makanya kalo aku mau lapor bug situs pemerintah lewat BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," sambung bungsu dari empat bersaudara ini.
Ia menyayangkan lambannya respon badan atau komisi negara menanggapi laporannya mengenai bug di dalam situs mereka. Tak jarang Putra Adi Adhari selalu melaporkan temuan bug yang mudah disusupi kepada BSSN.
Biasanya, sebelum memasuki target situs tertentu, Putra Adi Adhari akan melihat dulu, mempelajari developernya. "Biasanya tiga menit," ujar dia.
Belum lama ini, putra pasangan Darso dan Saanah memasuki situs resmi KPU RI yang di dalamnya terdapat data daftar pemilih untuk Pemilu 2019. Menurut dia situs resmi KPU RI mempunyai sistem pertahanan yang lemah.
Ia pernah menganalisis sistem keamanan situs KPU RI bulan lalu sampai masuk ke dalam database yang isinya nama penduduk semua daerah.
"Pernah aku masuk ke dalamnya (situs) itu malah lihat semua data penduduk untuk pemilih (Pemilu)," Putra Adi Adhari membocorkan.
Keamanan situs KPU RI, sambung dia, berada di level menengah dan belakangan celah yang bisa ditembus tadi sudah ditutup setelah ia lapor ke BSSN. Dikatakan dia, domain utama KPU RI lumayan aman tapi beberapa subdomainnya berada di level sedang.
"Bugnya sudah tidak ada. Setelah seminggu itu lama banget (direspon)," ucapnya.