Militer Amerika Serikat melalui US Army telah memberikan kontrak militer senilai USD479 juta ke Microsoft untuk memproduksi HoloLens versi Militer.
Tak tanggung-tanggung, militer AS itu memborong 100 ribu headset Augmented Reality Microsoft HoloLens dan menjadi kontrak militer terbesar Microsoft dengan US Army.
Bahkan, kontrak itu mengalahkan Magic Leap yang mengumumkan bahwa mereka akan ikut serta dalam proses pelelangan kontrak ini pada September.
Hal itu wajar mengingat Microsoft memang unggul di pasar enterprise dan Magic Leap hanya bermain di pasar kelas consumer.
HoloLens untuk US Army itu memiliki nama Integrated Visual Augmentation System (IVAS) yang merupakan versi modifikasi dari HoloLens 2. Sepintas HoloLens IVAS mirip dengan kamera yang ada game Call of Duty.
Dari sisi eksterior, HoloLens IVAS terlihat mirip dengan HoloLens pada umumnya, kecuali keberadaan kamera thermal foward looking infra red (FLIR) yang ada di bagian atasnya.
Namun, yang membuat HoloLens IVAS spesial adalah citra yang ditampilkan pada layarnya dan membuat peperangan asli bakal terlihat seperti game first person shooter (FPS).
Bayangkan!, layar head-up HoloLens IVAS bisa menampilkan arah mata angin sesuai dengan arah yang dituju lengkap dengan peta virtual dan posisi rekan setim seperti dikutip The Verge.
Ketika si pengguna mengarahkan senjata, maka layarnya akan menampilkan semacam crosshair untuk menunjukkan arah senjatanya.
Lalu kamera thermal yang ada juga akan menyulap IVAS menjadi kacamata nightvision untuk meningkatkan penglihatan di tempat gelap.
Selain itu, HoloLens versi militer itu memiliki bahan material yang kuat. US Army sendiri berharap IVAS ini bisa mulai dicoba oleh prajuritnya pada 2022, dan siap dipakai berperang pada 2028.
Dalam dua tahun pertama, Microsoft akan mengirimkan 2500 unit headset ke US Army.