Find Us On Social Media :

Mendayagunakan Robotik untuk Revitalisasi Sektor Manufaktur

By Liana Threestayanti, Senin, 15 April 2019 | 18:30 WIB

PT JVC Electronics Indonesia menggunakan tujuh UR 3 cobots untuk melakukan tiga tugas: pick & place, menyolder, dan memasang baut.

Penulis: Sakari Kuikka, General Manager, SEA & Oceania, Universal Robots

Kombinasi robotik dan otomasi dapat mendukung proses operasional di industri manufaktur dan mendorong terwujudnya Industri 4.0.

Revitalisasi sektor manufaktur telah menjadi fokus utama pemerintah setelah terbitnya laporan Kementerian PPN/Bappenas (Kebijakan untuk Mendukung Pengembangan Sektor Manufaktur Indonesia 2020-2024). Laporan ini memperingatkan bahwa Indonesia tidak akan pernah 'naik kelas' dari negara berpenghasilan menengah-bawah ke negara berpenghasilan ke negara berpenghasilan menengah-atas jika gagal mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) setidaknya tujuh persen[1].

Indonesia, salah satu negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, telah mencatatkan pertumbuhan PDB sedikitnya di atas 5 persen selama empat tahun terakhir. Tren pertumbuhan ini diprediksi akan tetap stagnan atau tidak akan melebihi enam persen[2].

Pertumbuhan tinggi dapat dicapai hanya dengan basis manufaktur yang lebih kokoh dan memanfaatkan teknologi yang lebih modern, serta memproduksi  komoditi/barang yang lebih bernilai tinggi dan beragam.   Faktanya, sektor ini justru menurun kontribusinya terhadap PDB, dari 27% pada tahun 1997 menjadi 20% pada 2018[3].

Indonesia berada di tahap awal (nascent stage) adopsi Industri 4.0, atau  masih berada di belakang Singapura dan Malaysia yang sudah di tahap maju (leading stage[4]). Indonesia harus mengambil langkah segera untuk mengadopsi teknologi baru dalam mentransformasi sektor manufaktur.

Robotik Sebagai Roda Pertumbuhan

Adopsi Industri 4.0 adalah penggerak pertumbuhan dan memiliki implikasi penting bagi pengembangan sektor ini. Ini disorot dalam peta jalan (roadmap) "Making Indonesia 4.0" pada bulan April 2018, yang menggarisbawahi potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin ekspor dan satu dari sepuluh negara dengan ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030.

Untuk itu, fokus harus diarahkan pada peningkatan produktivitas, menarik lebih banyak investasi asing, dan mendukung peningkatan upah serta standar hidup di dalam negeri.

Terkait dengan persiapan Indonesia untuk membangun sektor manufaktur yang kokoh menuju pertumbuhan yang berorientasi ekspor, pendayagunaan teknologi yang berkembang saat ini, seperti robotic, akan menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan aspirasi Indonesia menjadi negara ekonomi papan atas.

Bagaimana 'Cobot' Berperan Mendukung Industri 4.0

Otomasi sangat penting bagi semua perusahaan yang ingin meningkatkan value chain (rantai nilai). Sayangnya, mesin besar dengan fungsi kompleks terlalu mahal dan mengintimidasi untuk beroperasi bagi UKM. Seperti kita ketahui, 99% unit usaha di Indonesia adalah berupa usaha kecil menengah[5].