Delapan dari kota utama di Korea berada di rentang NTAI: 147-156. Tiga kota teratas adalah Seoul (156), Chungcheong (156), dan Inchon (153). Sementara itu, Indonesia disebut sebagai pasar dengan keragaman tertinggi di Asia, dengan rentang NTAI: 33-118. Bogor, Tangerang dan Bekasi menjadi kota-kota dengan tingkat adopsi tertinggi.
Komposisi indeks yang dianalisis berdasarkan empat kategori tadi memperlihatkan variasi yang signifikan antara satu negara dengan negara yang lain. Dan sebagai kawasan yang mobile first, kategori Essential pun menjadi pendorong utama perolehan NTAI tinggi di kawasan ini.
Tiap pasar juga memperlihatkan karakteristik unik untuk kategori-kategori lainnya. Misalnya, di kategori Freedom, Vietnam menduduki tempat teratas dalam NTAI karena populasi penduduknya lebih banyak yang berusia muda. Sementara di pasar yang sudah lebih matang, Korea, Cina dan Singapura, NTAI yang lebih tinggi ada di kategori Fun. Hal itu karena konsumen mempunyai daya beli yang lebih tinggi. Menarik untuk dicatat adalah adopsi teknologi baru di kategori Comfort meraih indeks yang signifikan hanya negara-negara Asia yang berkategori “maju” atau developed.
Implikasi Terhadap Merek
Melalui studi NTAI dari Gfk ini, terlihat adanya karakteristik istimewa konsumen Asia yang membedakannya dengan konsumen di negara lain. Misalnya, konsumen Asia cenderung tidak terlalu loyal, lebih eksperimental, dan canggih dalam membuat keputusan pembelian. Dengan karakteristik tersebut, kawasan Asia disebut Gfk sebagai pasar paling ideal untuk menguji produk-produk baru.
NTAI memberi gambaran tentang penerimaan pasar terhadap produk teknologi baru. Indeks ini membantu pebisnis membuat keputusan penting dalam hal pemilihan pasar untuk produk baru. NTAI juga menjadi market intelligence yang dapat membantu brand dalam proses konseptualisasi produk untuk memastikan fitur-fitur yang akan disematkan pada produk teknologi terbaru dapat diterima dengan baik oleh konsumen di pasar yang dibidik.
Temuan lain dari studi Gfk ini adalah hampir dua dari tiap tiga responden (64%) di Asia mengatakan mereka tidak loyal terhadap brand tertentu. Angka itu meningkat 7% dari dua tahun lalu. Sementara di Amerika Serikat dan Eropa, angkanya lebih rendah atau konsumen lebih loyal terhadap brand. “Meski begitu, strategi one-size-fits-all tidak akan berjalan di pasar Asia yang sangat beragam dan terfragmentasi,” tegas Vishal Bali. Ia menyarankan agar pemilik brand lebih memfokuskan pada faktor-faktor yang lebih penting, seperti menyempurnakan strategi distribusi dan harga di berbagai kota dan kanal pemasaran. Vishal juga mengatakan bahwa pemahaman mendalam tentang kebutuhan konsumen dan perilaku adopsi yang berbeda-beda akan secara signifikan mengangkat tingkat atau laju kesuksesan brand produk-produk consumer technology dan produk-produk durable.