PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan sebesar Rp130 triliun selama tahun 2018, naik 2 persen dibandingkan dari tahun 2017. Salah sektor yang menjadi penyumbang pendapatan Telkom ini adalah bisnis digital.
Bisnis digital Telkom yang meliputi konektivitas broadband dan layanan digital naik secara signifikan sebesar 23,1 persen.
Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Perseroan tahun 2018 tercatat Rp59,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp18 triliun.
Beban operasi meningkat sebesar 12,5 persen menjadi Rp71,6 triliun, sejalan dengan investasi pembangunan infrastruktur broadband, baik mobile maupun fixed line.
Di segmen mobile, entitas anak usaha Telkom, Telkomsel, di tahun 2018 berhasil membukukan pendapatan Rp89,3 triliun, EBITDA Rp47,4 triliun, dan Laba Bersih Rp25,5 triliun.
Di tengah bisnis seluler yang makin menantang, Telkomsel mengimplementasikan berbagai inisiatif dengan menawarkan paket voice, paket SMS dan paket mobile data dengan berbagai varian konten digital, untuk menahan laju penurunan bisnis legacy sekaligus meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis digital.
Program registrasi kartu SIM prabayar yang membatasi jumlah kartu SIM prabayar untuk setiap pelanggan menjadikan Telkomsel pada akhir tahun 2018 memiliki sebanyak 163 juta pelanggan.
Sepanjang 2018, Telkomsel membangun 28.376 Base Tranceiver Station (BTS) baru yang seluruhnya berbasis teknologi 4G LTE sehingga di akhir tahun 2018 jangkauan 4G LTE lebih dari 90 persen populasi.
Lalu lintas layanan mobile data tahun 2018 meningkat 101,7 persen YoY menjadi 4.373.077 terabyte, yang terutama didorong oleh jumlah pelanggan data sebanyak 106,6 juta pelanggan atau 65,4 persen dari total pelanggan Telkomsel.
Basis pelanggan data, jumlah dan jangkauan BTS 3G/4G serta peningkatan lalu lintas data akan menjadi pondasi untuk pertumbuhan positif kinerja Telkomsel di tahun 2019.
Pada segmen Consumer, jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 72,2 persen menjadi 5,1 juta pelanggan di akhir tahun 2018.
Pencapaian ini diklaim semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia dengan market share sekitar 80 persen.
Sebagai hasilnya, IndiHome mencatat kenaikan pendapatan sebesar 66,9 persen dan memberikan kontribusi sebesar 82,9 persen terhadap segmen Consumer, meningkat dari 62,2 persen pada tahun sebelumnya sehingga pendapatan segmen Consumer meningkat 25,1 persen menjadi Rp13,9 triliun.
Tahun 2018, segmen Enterprise mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,1 persen menjadi Rp21,1 triliun. Pendorong utama pertumbuhan pendapatan tersebut adalah layanan IT Service yang tumbuh sebesar 48,2 persen.
Segmen Wholesale and International Business mencatat pendapatan sebesar Rp10,1 triliun dengan pertumbuhan 35,6 persen, naik dari Rp7,4 triliun pada tahun 2017.
Kontribusi bisnis digital pada segmen ini di tahun 2018 meningkat jadi 57 persen dari 53 persen di tahun 2017.
Total belanja modal pada tahun 2018 sebesar Rp33,6 triliun atau 25,7 persen dari pendapatan.
Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, Satelit Merah Putih dan Data Center & Cloud.
Sampai dengan akhir Tahun 2018, Telkom telah memiliki total BTS sebanyak 189.081 unit dengan BTS 3G dan 4G LTE sebanyak 138.771 unit, sedangkan jaringan backbone serat optik mencapai panjang 161.652 km.
"Pencapaian sepanjang 2018 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company yang berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia," ungkap Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dalam keterangannya.
Alex menambahkan dengan pertumbuhan pendapatan bisnis digital di tahun 2018 sebesar 23,1 persen YoY yang mengkontribusi 63 persen pendapatan perseroan serta didukung oleh investasi pada infrastruktur broadband yang berkelanjutan.
"Kami optimis Perseroan akan membukukan kinerja, baik Pendapatan, EBITDA maupun Laba Bersih yang jauh lebih baik pada tahun 2019," pungkasnya.