Axiata Group Bhd, perusahaan induk usaha PT XL Axiata Tbk. yang berbasis di Malaysia sedang berdiskusi dengan Norwegian Telenor Group untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi mereka di Asia.
Lantas bagaimana dampak merger itu terhadap bisnis XL di Indonesia?
Axiata Group menyatakan merger Axiata dan Telenor tidak akan berpengaruh terhadap bisnis XL Axiata di Indonesia. Merger tersebut bahkan membuka peluang kepada Axiata untuk berinvestasi lebih besar lagi di Indonesia.
"Tidak ada dampak (di Indonesia), bahkan kami akan berinvestasi lebih besar lagi di Indonesia," kata juru bicara Axiata.
Setelah merger, Telenor dan Axiata akan membentuk perusahaan baru dengan porsi kepemilikan Telenor 56,5 persen dan Axiata 43,5 persen. Perusahaan baru tersebut akan menjadi pemilik saham mayoritas di XL Axiata.
"Namun hal ini masih dalam bentuk rencana penggabungan," kata juru bicara Axiata.
Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan laba operasional Telenor pada 2018 lalu sekitar Rp10,7 triliun. Dia menjelaskan laba tersebut sebagian besar dikontribusikan dari Malaysia dan Bangladesh sehingga merger keduanya akan paling berdampak ke Malaysia dan Bangladesh. Adapun di Indonesia, sambungnya, tidak berdampak langsung.
"Itu kan transaksi di holding, selama tidak ada perubahan struktur kepemilikan di EXCL harusnya aman untuk operasional," kata Etta.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan merger keduanya akan membuat pertumbuhan XL Axiata semakin cepat terlebih pada segmen bisnis.
"Jika sudah merger maka Axiata mampu melayani segmen bisnis secara lebih komprehensif. Axiata akan mampu berkembang dengan cepat dari segi pertumbuhan karena adanya sinergi," kata Nafan.
Pertumbuhan Siginifikan
Pada kurtal pertama 2019, XL Axiata mencatat kinerja yang positif. XL Axiata melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Prestasi XL Axiata itu makin kuat karena peningkatan juga terjadi pada EBITDA sebesar 15 persen dan net income naik 271 persen menjadi Rp 57 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dian Siswarini (Presiden Direktur & CEO XL Axiata) mengatakan pendapatan perusahaan yang berhasil tumbuh signifikan saat ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan layanan sebesar 12 persen YoY.
"Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kami dalam meningkatkan penggunaan layanan data oleh pelanggan dan ditambah oleh monetisasi data yang terus berlangsung," katanya.
XL Axiata juga terus konsisten melanjutkan perluasan infrastruktur jaringan data ke berbagai wilayah di Indonesia. Hingga akhir Maret 2019, XL Axiata memiliki total lebih dari 122 ribu BTS, dengan lebih dari 52 ribu di antaranya adalah BTS 3G dan lebih dari 33 ribu BTS 4G.
Layanan 4G kini telah menjangkau di 405 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia, sebagai hasil dari berfokusnya perluasan jaringan data berkualitas di luar Jawa.
XL Axiata juga terus berinvestasi untuk membangun transmisi, backhaul, modernisasi jaringan untuk mendukung peningkatan trafik data di seluruh jaringan, serta untuk memberikan stabilitas, memperluas kapasitas jaringan, dan juga meningkatkan kualitas layanan data.
XL Axiata juga terus berinvestasi dalam fiberisasi untuk mengantisipasi ledakan pertumbuhan trafik data dan terutama dalam persiapan untuk menggelar 5G.