Find Us On Social Media :

Pelanggan Turun Karena Registrasi Kartu SIM, Pendapatan Tri Malah Naik

By Adam Rizal, Sabtu, 11 Mei 2019 | 09:00 WIB

Operator seluler Hutchison 3 Indonesia ( Tri) meluncurkan dua produk paket internet spesial Ramadhan.

Operator seluler Hutchison 3 Indonesia (Tri) mengklaim mengalami pertumbuhan pendapatan meskipun jumlah pengguna berkurang paska program registrasi kartu prabayar.

"Revenue malah naik. Tahun lalu positif pertumbuhan revenue double digit," ungkap Dolly Susanto, Chief Commercial Official Hutchison 3 Indonesia, dalam acara temu media di Jakarta.

Tahun 2018 lalu, Tri mencatat pendapatan lebih dari 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 14 triliun). Padahal, jumlah total basis pengguna Tri menurun, setahun setelah program registrasi kartu prabayar yang diselenggarakan pemerintah.

Angka tersebut turun jauh setelah registrasi diberlakukan, menjadi 38 juta pelanggan. Namun, menurut Dolly, 25 persen dari 63,8 juta jumlah pelanggan sebelumnya adalah mereka yang hobi ganti kartu alias bukan pengguna loyal.

"Secara unit customer tak ada penurunan karena dulu banyak yang sering gonta-ganti kartu,” ujar Dolly.

“Nah, sekarang banyak yang isi pulsa setelah registrasi. Jadi satu orang isi ulang setiap minggu, itu yang kami namakan quality customer," jelas Dolly.

Quality customer atau pengguna loyal inilah yang proporsinya diklaim menanjak paska registrasi.

"Dulu pengguna yang hanya aktif tiga bulan dan sering ganti ada sekitar 25 persen dari total. Sekarang yang aktif hanya tiga bulan itu kurang dari 5 persen. Sisanya 95 persen itu loyal," paparnya.

Dolly juga menyampaikan apresiasi terhadap program registrasi kartu SIM prabayar ini karena imbasnya dinilai positif bagi perusahaan telekomunikasi. Sebab, menurut Dolly, pengguna yang hobi gonta-ganti kartu justru kerap berpaling dari Tri dan justru merugikan perusahaan meski jumlahnya banyak.

"Pelanggan yang gonta-ganti operator itu merugikan secara operator, makanya kami sambut positif registrasi," pungkasnya.

Dapat Dana Segar

Tri mengonfirmasi suntikan modal dari Hutchison Asia Telecom (HAT) dan PT Tiga Telekomunikasi yang terafiliasi dengan pengusaha Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir. Suntikan dana yang diterima sebesar Rp 47 triliun dengan skema pembelian saham baru yang diterbitkan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).

"Bener, jadi udah dikonfirmasi sudah ada aktanya juga, sudah dilaporkan ke pemerintah juga. Mau digimanain (modalnya) kita masih godok. Tapi secara kapital itu bukan cuma untuk tahun-tahun ini saja, tapi juga tahun-tahun ke depan," ujar Dolly.

Meski belum diketahui bagaimana pembagian anggaran dari modal tersebut, Dolly mengatakan bahwa Tri Indonesia akan fokus ke ekspansi jaringan.

"Ya, buat bangun jaringan, optimalisasi, kita juga akan investasi di customer experience. Jadi hi-tech banget deh, kita bisa tau konsumer kita," ucap Dolly.

Dolly mengatakan suntikan dana ini menjadi bukti apresiasi dari investor terhadap performa Tri di Indonesia.

"Bagi tim Tri Indonesia, kami menyambut positif karena membuktikan para pemegang saham itu benar-benar positif dan investasi ke Tri," ucapnya.

Dolly menyebut performa Tri tahun lalu cukup gemilang dengan pertumbuhan pendapatan dua digit, tepatnya sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 14 triliun).

Boy Thohir sendiri mulai masuk ke Tri Indonesia pada tahun 2013. Saat itu, konsorsium Boy dan Patrick Waluyo (Northstar Pacific Indonesia) mengakuisisi sebagian saham dari PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) di bawah bendera Hutchison Whampoa dan Charoen Pokphand Group.

Paska akuisisi tahun 2013, Hutchison Wampoa hanya menguasai 65 persen saham Hutchison CP. Sisanya milik konsorsium Boy dan Patrick.