Find Us On Social Media :

Riset Google: Orang Indonesia Butuh 14 Hari untuk Milih Ponsel Baru

By Adam Rizal, Selasa, 14 Mei 2019 | 11:30 WIB

Alasan Orang Indonesia Lebih Suka Beli Ponsel di Toko Ritel daripada Online

Orang Indonesia membutuhkan waktu setidaknya 14 hari sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli smartphone. Temuan itu diungkap Google dalam riset Smartphone Insight 2019.

"Waktu pertimbangan sebelum membeli smartphone sekitar 2 minggu dengan dimulai dengan riset, dilanjutkan dengan membandingkan spesfikasi, dan melihat review," kata Yudistira Nugroho, Senior Industry Analyst Tech & Telco Google Indonesia.

Yudis mengatakan, hari pertama akan dilakukan untuk riset melalui mesin pencarian tentang ponsel apa yang ingin dibeli.

"Biasanya meraka memasukkan kata kunci seperti "ponsel harga murah" atau sebagainya. Sebanyak 71 persen mengatakan, merek yang belum terpikirkan, jadi mulai dipertimbangkan setelah riset," lanjut Yudis.

Setelah menemukan beberapa pilihan, calon pembeli akan membandingan spesifikasi dan harga di hari ke-1 hingga hari ke-13.

Menurut Yudis, situs komparasi perbandingan ponsel banyak menjadi rujukan ketimbang situs resmi dari vendor ponsel.

Survey membuktikan, 64 persen konsumen merasa terbantu dengan situs komparasi. Setelah membandingkan secara teks, calon pembeli akan meriset secara visual melalui kanal gadget yang mudah ditemui di YouTube.

"Secara growth, kata kunci "review" naik 40 persen di YouTube pada tahun 2018, termasuk untuk smartphone," ungkap Yudis.

Pertumbuhan ini didukung oleh variasi konten yang ada, mulai dari review ponsel murah, unboxing, ponsel khusus gaming, dan sebagainya.

Yudis juga mengatakan, banyak konsumen mencari promosi, termasuk bundling, untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

Menurut survei Google, pencarian ponsel bundling meningkat 20 persen pada 2018. Setelah melakukan riset dan perbandingan, konsumen biasanya telah memutuskan di hari ke-14. Mereka akan memburu gerai offline yang pangsa pasarnya masih 69 persen di Indonesia.

"Salah satu alasannya (offline masih besar), orang itu masih butuh personal touch (pengalaman memegang produk langsung) karena ini kan termasuk barang mahal," ujar Yudis.