Di lingkungan penjara, keberadaan drone dianggap berbahaya lantaran beresiko adanya kemungkinan bahwa pesawat kecil ini mengantarkan barang selundupan kepada tahanan yang ada di penjara tersebut.
Mengatasi hal itu, penjara di Inggris memasang sebuah sistem 'drone shield' yang bernama SkyFence.
Dengan sistem ini, ketika sebuah drone masuk ke dalam lingkungan penjara maka akan secara otomatis kehilangan kendali dari si pemilik/pilot drone tersebut.
Sama seperti DroneGun, sistem senjata ini juga mampu membuat drone kembali ke tempat asalnya dan memungkinkan petugas keamanan menangkap pemilik drone tersebut dengan waktu yang singkat.
4. ATHENA
Dikembangkan oleh Lockheed Martin, senjata anti drone ini menggunakan sistem yang tidak main-main.
Senjata ini menggunakan sistem laser dengan sensor canggih yang tidak hanya mampu melumpuhkan drone berukuran kecil saja, tetapi yang berukuran besar sekalipun.
Jika melihat sepintas mengenai spesifikasinya, senjata yang bernama ATHENA ini menggunakan 30-kilowatt Accelerated Laser Demonstration Initiative (ALADIN) dan ditenagai oleh generator turbo milik Rolls-Royce. Sangat mengagumkan bukan?
5. Eagle Power
Berbeda dari senjata-senjata canggih anti drone yang telah dijelaskan sebelumnya, senjata yang satu sangatlah menarik.
Bagaimana tidak, untuk menghadang drone yang memasuki sebuah wilayah terlarang, sejak 2016 polisi di Belanda lebih memilih menggunakan burung elang.
Ya, burung elang memang salah satu hewan predator yang terkenal dengan penglihatannya yang sangat tajam.
Alih-alih memiliki biaya lebih murah dibandingkan senjata anti drone pada umumnya, solusi yang digunakan para kepolisian ini nyatanya masih memiliki kekurangan.
Diketahui, ketika bertugas di lapangan ternyata elang-elang ini terkadang tidak mampu menangkap drone yang menjadi sasarannya dengan baik seperti ketika mereka melakukan latihan. Hmm, sayang sekali ya.