Kalah agresif dari Samsung Meski strategi yang digunakan berhasil memengaruhi pasar, Xiaomi masih dianggap masih kalah agresif ketimbang Samsung.
Risky menilai perubahan strategi Samsung dengan meluncurkan seri Galaxy A cukup sukses di pasar.
"Secara keseluruhan dari Samsung memang ada peningkatan shipment dari Q1, tapi untuk finalnya tunggu bulan depan. Sejauh ini demand-nya yang paling besar masih di A10 dan A30," ungkap Risky.
Menanggapi hal tersebut, Xiaomi sendiri melihat bahwa sangat wajar jika Samsung memiliki strategi dan model bisnis yang berbeda.
Menurut Stephanie, kompetisi seperti ini justru memberi dampak positif untuk konsumen karena bisa memberi pilihan yang lebih banyak.
"Kami percaya setiap brand memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing, sehingga dapat menciptakan ekosistem bisnis yang sehat," kata Stephanie.
"Xiaomi selalu berkomitmen menghadirkan produk inovatif dengan harga terbaik di kelasnya. Inilah yang menjadi fokus pengembangan produk kami yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," pungkasnya.
Baca Juga: Begini Cara Samsung Kuasai Pasar Ponsel Menengah di Indonesia