3. Benarkah FaceApp Berbahaya?
Meski terlihat mengasyikkan, pengguna tampaknya harus lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi ini.
Pasalnya, FaceApp ternyata bisa saja menyebarkan, menyimpan, bahkan menjual foto pengguna untuk tujuan komersial meski foto tersebut telah dihapus.
Kemungkinan itu tertuang dalam bagian persetujuan dan ketentuan pemakaian dari aplikasi FaceApp.
Bagian tersebut biasanya memang jarang dibaca karena kebanyakan pengguna cenderung buru-buru menekan tombol agree.
Di sini, tepatnya di bagian ketentuan user content, FaceApp mengatakan. Dengan memakai FaceApp, Anda akan sepenuhnya menyerahkan hak atas foto Anda yang dihasilkan lewat aplikasi tersebut ke pihak developer seperti dikutip Apple Insider.
Kemudian, setelah memiliki hak penuh atas foto Anda, FaceApp berhak melakukan apa pun dengan materi tersebut, termasuk meyebarkannya dan menggunakannya untuk keperluan komersial tanpa perlu meminta izin ataupun memberikan kompensasi kepada Anda.
4. Bantahan FaceApp?
Aplikasi meng-edit wajah yang lagi viral FaceApp menjamin foto-foto yang disunting melalui aplikasinya aman.
FaceApp menyatakan sebagian besar proses menyunting gambar, termasuk efek wajah tua, dilakukan di cloud. Mereka hanya mengunggah foto-foto yang telah dipilih untuk disunting.
"Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam dari waktu mengunggah," kata FaceApp.
FaceApp memastikan tidak ada data pengguna yang dikirim ke Rusia, meski pusat penelitian dan pengembangan mereka terletak di negara tersebut. FaceApp menggunakan penyimpanan dan awan di luar Rusia.
Pendiri FaceApp, Yaroslav Goncharow belakangan menyatakan mereka menggunakan cloud dari AWS dan Google Cloud. "Kami tidak menjual atau membagikan data pengguna ke pihak ketiga," kata FaceApp.
FaceApp memastikan foto pengguna tidak akan berpindah tempat karena mereka tidak perlu log in untuk menggunakan aplikasi tersebut.
5. Kata Kaspersky?
Kaspersky memberikan langkah-langkah proaktif dan rekomendasi bagi para pengguna agar terhindar dari risiko keamanan yang berbahaya.
Yeo Siang Tiong (General Manager untuk Kaspersky SEA) mengatakan “Sebuah aplikasi menjadi viral-seperti FacApp-di berbagai platform media sosial dan menjadi sorotan sering terjadi."
"Di masa masyarakat yang takut ketinggalan tren (FOMO atau Fear of Missing Out) bisa membuat pengguna tidak peduli dengan keamanan-seperti memberikan izin aplikasi tanpa dipikirkan masak-masak."
Kaspersky mengungkap data, ada mayoritas (63 persen) konsumen tidak membaca perjanjian lisensi dan 43 persen hanya mencentang semua izin privasi, ketika mereka menginstal aplikasi baru.
Pada dasarnya, memang tidak ada salahnya mengikuti tren yang terjadi di media sosial saat ini. Akan tetapi, ada baiknya untuk berhati-hati memberikan aplikasi FaceApp atau yang lainnya akses ke dalam kontak, foto, pesan pribadi, dan lainnya.
Karena bila mengklik "Allow" tanpa pikir panjang, bukan hal yang tidak mungkin pembuat aplikasi resmi ataupun ilegal untuk mengakses hal yang seharusnya tetap menjadi data rahasia Anda.
Ketika data sensitif ini diretas atau disalahgunakan, aplikasi viral macam FaceApp pun dapat memanfaatkan celah untuk dieksploitasi oleh peretas menyebarkan virus berbahaya.