Smartphone-smartphone dengan banderol harga belasan juta rupiah, semakin susah laku, alias menurun penjualannya dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan laporan keuangan Apple dan Samsung.
Kedua vendor ponsel yang menguasai daftar 5 besar vendor ponsel dunia itu baru saja mengeluarkan laporan keuangan kuartal III-2019.
Keduanya mengalami nasib yang sama, yakni seretnya penjualan smartphone flagship di harga sekitar 1.000 dollar AS (Rp 14 jutaan).
Apple melaporkan bahwa pada kuartal III-2019 yang berakhir pada 30 Juni lalu, pendapatan dari penjualan iPhone mengalami penurunan sebesar 12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan iPhone tercatat sebesar 25,99 miliar dollar AS (Rp 369 triliun) di kuartal-III 2019.
Capaian itu meleset dari perkiraan Wall Street, yang memprediksi pendapatan Apple mencapai 26,31 miliar doallar AS (Rp 374 triliun).
Sementara itu, Samsung mengatakan bahwa bisnis ponselnya meningkat berkat performa penjualan smartphone lini menengah, yang diisi oleh deretan Galaxy A.
Tapi tidak untuk lini smartphone flagship Samsung, yakni Galaxy S10 yang penjualannya disebut stagnan pada kuartal-II 2019, yang berakhir di tanggal yang sama dengan laporan keuangan Apple.
Ada beberapa alasan yang diduga menjadi faktor urungnya konsumen membeli samrtphone flagship. Salah satunya karena usia kepemilikan ponsel konsumen saat ini lebih lama.
Alhasil siklus pergantian perangkat juga berjalan lamban. Salah satu analis dari Bernstein Research pernah mengatakan bahwa pemilik iPhone saat ini baru akan mengganti ponselnya dengan model baru, setelah menggunakannya selama empat tahun.
CEO Apple, Tim Cook juga pernah mengatakan hal senada. "Konsumen menggunakan iPhone mereka sedikit lebih lama dibanding dahulu," kata Cook.
Ia juga mengatakan masalah makro ekonomi juga memengaruhi hal ini, terutama di China. Konsumen juga tidak memiliki alasan kuat untuk membeli ponsel baru dengan harga yang semakin mahal.