Find Us On Social Media :

Tantang Baidu, ByteDance Luncurkan Mesin Pencari Toutiao Search

By Adam Rizal, Rabu, 14 Agustus 2019 | 16:00 WIB

Tantang Baidu dan Google, ByteDance Luncurkan Mesin Pencari Toutiao Search

Induk perusahaan TikTok, ByteDance, meluncurkan mesin pencari Toutiao Search di Tiongkok. Domain mesin pencari terbaru ada dibawah produk agregator berita, Jinri Toutiao.

Kehadiran mesin pencari Toutiao Search akan menyaingi mesin pencari terpopuler di negara itu, Baidu dan Google.

Situs pencarian Toutiao Search akan menawarkan hasil pencarian dari berbagai aplikasi ByteDance, TikTok, dan penjelajahan situs lainnya.

Hasil pencarian pada situs ini tentunya harus sesuai dengan ketentuan dan regulasi pemerintah Tiongkok sehingga ada beberapa konten yang telah disensor.

Misal, hasil pencarian dengan kata kunci yang berkaitan dengan aksi kekerasan terhadap mahasiswa di Tianmen Square pada 1989 tidak muncul.

Sebagai gantinya, hasil pencarian menunjukkan hasil dari People Daily dan sumber situs resmi lainnya.

ByteDance terus melebarkan sayap bisnisnya walaupun inti bisnis Bytedance adalah berita dan video.

Sebelumnya, ByteDance juga akan mengembangkan bisnis ponsel setelah menjalin kesepakatan dengan manufaktur ponsel.

Saat ini ByteDance juga menggarap bisnis perpesanan untuk perkantoran dan layanan streaming musik.

ByteDance sendiri memiliki nilai valuasi USD78 miliar berdasarkan putaran pendanaan terakhirnya.

Bulan lalu, perusahaan induk TikTok itu sedang mencari ahli teknis dari Google, Baidu, dan Bing seperti dikutip Reuters.

Baidu sudah menjadi situs pencari dominan di Tiongkok sejak Google hengkang dari negara itu pada 2010.

Keluarnya Google dari Tiongkok karena perusahaan itu menolak permintaan untuk memfilter hasil pencarian mereka sesuai dengan permintaan pemerintah China.

Pada 2018, Baidu menguasai mesin pencarian di Tiongkok. Sebanyak 66 persen pencarian di perangkat desktop dan 71 persen di perangkat mobile dilakukan di perangkat tersebut, seperti dilaporkan StatCounter.

Baidu tercatat mengalami kerugian pertamanya pada Mei lalu sejak penawaran IPO mereka pada 2018. Baidu sendiri sempat meremehkan ancaman dari ByteDance.

"Kami telah memprediksi akan ada dua pemain baru bagi pemain mesin pencari tiap tahunnya," ucap Ping Xiaoli (General Manager dari aplikasi Baidu) kepada wartawan pekan lalu terkait mesin pencari milik ByteDance.

"Kami telah mendominasi pasar selama dua dekade," pungkasnya.