WPP dan Kantar merilis hasil penilitian terbarunya bertajuk “BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands”.
Singkatnya, hasil penelitian ini berisi peringkat 50 brand paling berharga yang ada di Indonesia. Dalam peringkat ini, empat startup unicorn Indonesia masuk di daftar ini.
Diketahui, Bank Central Asia (BCA) menempati peringkat pertama. Menariknya, BCA juga muncul di peringkat “BrandZ Global Top 100 Most Valuable Brands”.
BRI menempati peringkat kedua (No. 2, 11,0 miliar dollar AS), dan penyedia layanan telekomunikasi, Telkomsel, berada di urutan ketiga dengan brand value sebesar 7,3 miliar dollar AS.
Layanan keuangan terus mendominasi posisi di hasil riset BrandZ dengan pangsa kategori brand value sebesar 40% atau senilai dengan 34 miliar dollar AS, dengan empat bank berada di posisi 11 teratas termasuk Mandiri (No. 5, 6,2 miliar dollar AS) dan BNI (No.11, 2,1 miliar dollar AS).
Meskipun mengalami penurunan, kategori Perusahaan Tembakau dan Telekomunikasi memiliki pangsa nilai tertinggi dengan masing-masing 22% (18 miliar dollar AS) dan 12% (10 miliar dollar AS).
Perusahaan Teknologi (Startup)
Di era disrupsi digital, brand tradisional menyesuaikan model bisnis untuk mempertahankan posisi mereka di industri, sementara kategori yang didukung oleh teknologi, terutama kategori Perjalanan dan Transportasi, merupakan yang paling cepat berkembang karena brand yang relatif baru terus mendisrupsi industri dengan produk dan layanan terkini.
Kategori-kategori ini (termasuk Maskapai) bersama-sama membukukan pertumbuhan sebesar 74% untuk brand value, dipimpin oleh pemain digital yang kuat seperti aplikasi gaya hidup yang baru-baru ini mengalami rebranding seperti GO-JEK (No. 6, 4,5 miliar dollar AS) yang tumbuh 88% dan perusahaan layanan perjalanan Traveloka (No. 13, 1,7 miliar dollar AS) yang tumbuh 111%.
Peningkatan bisnis e-commerce di wilayah Asia Tenggara yang terus berjalan memiliki peran penting dalam strategi pertumbuhan banyak brand lainnya.
Hal ini meliputi brand tradisional, yang banyak di antaranya berkolaborasi dengan pasar online untuk menjangkau konsumen mereka.
Disrupsi di sektor ritel karena meningkatnya pertumbuhan layanan e-commerce yang memungkinkan marketplace seperti Tokopedia (No. 10, 2,2 miliar dollar AS) untuk masuk dalam peringkat Top 10 untuk pertama kalinya tahun ini sebagai brand yang tumbuh paling cepat, mencapai pertumbuhan yang luar biasa sebesar 487%, sementara Bukalapak (No. 33, 387 juta dollar AS) tumbuh sebesar 30%.
David Roth selaku Chairman of BrandZ, mengatakan, “Perubahan lanskap konsumen berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Tenggara. Pemain bisnis sekarang telah memahami pentingnya meningkatkan nilai brand. Namun, tantangan bagi brand lokal yang memiliki aspirasi global adalah untuk memperkuat profil 'Brand Indonesia' yang berkualitas dan dapat dipercaya.”
“Pengalaman pelanggan telah menjadi faktor yang sama pentingnya dengan produk dan layanan. Brand harus menawarkan cara-cara baru yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, serta meningkatkan standar yang membedakan mereka dari competitor,” tambah Roth.
Lbih lanjut, pada saat yang sama, beberapa brand terkemuka telah beroperasi di negara lain seperti Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan India.
Indomie, GO-JEK, Traveloka, Bukalapak dan brand ritel Alfa (No. 23, 653 juta dollar AS) merupakan contoh brand yang menciptakan kebutuhan di negara lain dan menyesuaikan layanan mereka dengan kebutuhan konsumen lokal.
GO-JEK sekarang menawarkan beberapa layanan transportasi dan telah berkembang memberikan layanan pembayaran, sementara perusahaan unicorn Indonesia lannya seperti Traveloka telah berkembang untuk menyediakan produk dan layanan gaya hidup, seperti tiket atraksi wisata, beragam aktivitas, penyewaan mobil, dan voucher restoran.