Saat ini masyarakat Indonesia mulai terbiasa belanja dengan dompet digital. Budaya itu akan berdampak positif terhadap peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
CEO DANA (Vincent Iswara) mengatakan para pelaku yang sudah terbiasa bertransaksi non tunai dengan dompet digital seperti DANA akan lebih mengenal dan belajar tentang bagaimana mengelola dana yang tersimpan untuk saving, investment, hingga credit.
"Bertransaksi dengan dompet digital adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan inklusi keuangan yang berdampak pada tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi," katanya dalam siaran persnya.
Saat ini tantangan terbesar pembayaran digital di Indonesia adalah rendahnya tingkat transaksi digital di kalangan masyarakat Indonesia. Angkanya masih di bawah 7% dari total keseluruhan transaksi.
Masalah itu menggambarkan masyarakat Indonesia membutuhkan edukasi dan dorongan dari perusahaan teknologi penyedia layanan dompet digital, seperti DANA, untuk bertransformasi ke budaya transaksi digital yang jauh lebih efisien.
Kuncinya, para pengguna dompet digital non-tunai membutuhkan Dukungan Infrastruktur, User Experience (UX) Ramah Pengguna dan Aman, dan Sinergi Ekosistem Transformasi sehingga budaya transaksi digital akan berjalan makin optimal.
Selain itu, peningkatan pembayaran digital di Indonesia harus didukung jaringan telekomunikasi.
"Performa infrastruktur yang makin meningkat, penetrasi dompet digital di kalangan masyarakat luas akan meningkat pula," ujarnya.
Potensi Besar
Indonesia memiliki jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia yang lebih banyak dari jumlah masyarakat yang telah memiliki akses perbankan.
Peningkatan penetrasi dompet digital makin bermakna kritikal dalam membantu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Dengan ponsel pintar, masyarakat yang belum terjangkau akses perbankan dapat terbantu secara efisien ketika hendak melakukan transfer uang, membayar tagihan dan kebutuhan finansial lainnya.
Sementara itu masyarakat yang memiliki akses perbankan tetapi tidak aktif, maka penggunaan dompet digital yang telah terkoneksi dengan mitra perbankan untuk optimalisasi penggunaan, bisa terpicu untuk kembali memiliki atau mengaktifkan akun perbankan.
"Sinergi dengan ekosistem seperti membangun kemitraan dengan dunia perbankan adalah salah satu kunci keberhasilan dompet digital dalam mendorong masyarakat yang unbanked menjadi bankable, dan membantu mereka memiliki literasi keuangan yang lebih baik," katanya.
Tips lainnya, sinergi dengan dunia usaha hingga penyedia teknologi pendukung juga tidak kalah penting dalam meningkatkan inklusivitas keuangan.
DANA pun menyambut baik kebijakan-kebijakan yang membuka peluang sinergi, seperti kehadiran QRIS (QR Indonesia Standard) yang akan makin memberdayakan aktivitas perekonomian.
Faktor lain yang tidak kalah penting dalam mendorong masyarakat untuk bisa memberdayakan ekonominya dengan dompet digital adalah tersedianya pengalaman pengguna atau User Experience (UX) yang kaya dan ramah-pengguna.
UX yang mengesankan dan nyaman dalam penggunaannya, berpotensi untuk menguatkan kepercayaan masyarakat akan keandalan dan keamanan dompet digital dalam mendukung setiap kegiatan ekonominya.
"Kami ingin memastikan pengguna dompet digital DANA merasakan kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi digital, serta mendapatkan proteksi dan jaminan keamanan yang optimal, termasuk mendapatkan jaminan keamanan atas data-data personal mereka," ujarnya.