Masih dari contoh LinkedIn, akun korban yang diiming-imingi fitur keamanan lebih tinggi untuk melindungi akun.
Sebagai imbalan, korban diminta mengunggah kartu identitas dalam waktu 24 jam atau penawaran akan hangus.
Scammer seringkali menggunakan trik ini, sebab dengan memberi waktu singkat, biasanya pengguna gegabah untuk mengirim permintaan pelaku tanpa berpikir.
5. Meminta informasi yang sudah diberikan
Pelaku biasanya akan meminta kembali informasi yang sudah diberikan korban saat registrasi.
Dalam beberapa kasus registrasi akun bank, hal itu digunakan untuk dalih konfirmasi akun demi "keamanan ekstra" yang tidak jelas.
6. Dipaksa upload selfie
Penawaran yang diajukan scammer biasanya adalah fitur-fitur canggih yang ditawarkan secara khsus. Misalnya saja keamanan akun.
Sebagai imbalan, korban akan dipaksa mengunggah selfie dan identitas pribadi ke situs web tanpa menyediakan opsi lain.
7. Tidak ada informasi terkait di situs resmi
Sebuah situs web resmi biasanya lebih transparan. Mereka akan memberikan informasi terkait tentang penggunaan identitas pengguna. Jika melihat ciri-ciri di atas, jangan mengunggah selfie dan kartu identitas ke situs web yang tidak jelas.
Usahakan mencari informasi lebih lanjut terkait di situs web resmi e-commerce, bank, atau instansi terkait. Jika ragu sebelum mengunggah foto, tidak ada salahnya menghubungi layanan pelanggan resmi yang tertera di situs resmi, bukan formulir yang dikirim dari scammer.
Anda juga bisa menggunakan program antivirus yang canggih demi melindungi identitas dari kegiatan phishing dan penipuan online.