Mike Blake-Crawfrod, direktur strategi di agensi sosial media marketing bernama Social Change, mengatakan bahwa like hanyalah satu di antara banyak metrik untuk mengukur performa postingan Instagram.
Ia hanya di level permukaan, sementara poin penting metrik lainnya adalah engagement dan klik yang dihasilkan melalui URL di setiap postingan.
Ketimbang jumlah like, para brand sebenarnya lebih menitik-beratkan keontetikan hubungan antara si selebgram dan para penggemarnya.
Mereka akan lebih tertarik melihat selebgram yang mampu membangun hubungan dengan para followers, dan mengajak mereka untuk mengklik iklan lalu membeli produk yang dititipkan brand ke selebgram.
Meski menuai protes, selebgram yang diwawancari Business Insider mengaku permintaan iklan dari brand memang belum menurun.
Kontradiktif dengan algoritma
Para selebgram juga mengkritik fitur ini tidak sesuai dengan keputusan Instagram yang mengubah algoritma linimasa.
Seperti diketahui, sejak tahun 2016 Instagram merombak algoritma linimasa dari kronologis menjadi dipersonalisasi.
Artinya, postingan yang muncul paling atas ketika pengguna membuka Instagram, berasal dari akun yang dekat dengan mereka, bisa dari teman, keluarga maupun selebgram atau akun resmi brand yang sering disukai maupun dikomentari.
Dengan demikian, like dan komentar menjadi hal penting perubahan algoritma ini untuk membuat personalisasi.
Namun melihat salah satu keluhan selebgram yang megaku jumlah like berkurang, hal ini sedikit banyak akan berpengaruh.
"Anda tidak mendapatkan like, maka tidak akan mendapatkan reach (jangkauan postingan ke followers), dan konten Anda tidak akan menyebar jauh," ujar salah satu selebgram Kanada, Jess Grossman.
Instagram, kata Grossman, mengambil salah satu elemen penting untuk membuat engagement. "Bagaimana nanti algoritma akan bekerja?", sambungnya.
Keluhan senada juga disampaikan selebgram lain, Reza Jackson yang menyebut fitur ini bisa membahayakan bisnis marketing media sosial.
"Tujuan setiap seniman adalah menciptakan karya yang bisa dilihat orang," katanya.
Para selebgram juga mengatakan, tidak adanya jumlah like yang terpampang membuat mereka malas untuk menyukai atau berinteraksi dengan postingan pengguna lainnya.