Find Us On Social Media :

Apsara Conference 2019: Ketika Data Menjadi Modal di Ekonomi Digital

By Wisnu Nugroho, Rabu, 25 September 2019 | 10:25 WIB

Alibaba Cloud kembali menyelenggarakan Apsara Conference

Alibaba Cloud kembali menyelenggarakan Apsara Conference, sebuah acara yang menggambarkan kemajuan teknologi dari perusahaan terbesar di China tersebut.

Acara ini mengambil tempat di Hangzhou, kota terbesar kelima di China sekaligus tempat kelahiran Alibaba.

Dalam sambutannya, Daniel Zhang (CEO Alibaba Group) menyebut digitalisasi telah mengubah aspek kehidupan secara mendasar. Perubahan ini terjadi di dua sisi, baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Hal ini pun menciptakan new demand sekaligus new supply, yang berarti munculnya kesempatan bisnis baru.

Untuk menggambarkan perubahan tersebut, Daniel mencontohkan salah satu entrepreneur lokal yang berpartisipasi di Taobao Maker Festival (pameran produk inovatif yang diselenggarakan Alibaba).

Entrepreneur tersebut membuat sepatu sneaker yang bisa dikustomisasi secara instan menggunakan printer 3D.

“Hal ini menunjukkan adanya kesempatan bisnis baru ketika perusahaan bisa menciptakan produk baru yang inovatif” ungkap Daniel.

Ketika inovasi digital menjadi bagian penting dari pertumbuhan bisnis, Daniel melihat pentingnya kehadiran teknologi komputasi yang inovatif.

“Kita tidak saja membutuhkan teknologi komputasi yang lebih cepat dan lebih cerdas” tambah Daniel.

Karena itu, Daniel mengajak pelaku industri bekerjasama menciptakan perangkat komputasi yang bisa menjawab tantangan tersebut.

Pentingnya Data

Sementara Jeff Zhang (CEO Alibaba Cloud Intelligence) menyebut pentingnya data di era ekonomi digital ini.

“Data akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan, memahami perilaku konsumen, serta membuat produk yang menjawab kebutuhan” ungkap Jeff.

Jeff Zhang mencontohkan bagaimana data membantu Houfung Group, salah satu perusahaan agrikultur di China. Memanfaatkan IoT dan AI, Houfung Group berhasil meningkatkan efisiensi di proses produksi maupun distribusi.

“Mereka berhasil menurunkan ongkos irigasi dan pupuk 150 Yuan (sekitar Rp.3000, Red) per meter persegi karena memanfaatkan data,” ungkap Jeff.

Hal ini dimungkinkan karena aspek penting seputar agrikultur, seperti temperatur dan kelembaban udara, ditangkap oleh sensor IoT. Data tersebut kemudian diolah sehingga pemberian air dan pupuk bisa dioptimalkan.

Daniel Zhang menyebut, teknologi seperti AI, cloud, dan big data akan berkembang signifikan dalam sepuluh tahun mendatang. Karena itu, penting bagi tiap perusahaan untuk melihat potensi dan yang terbuka dari perkembangan teknologi tersebut.

“Alibaba Cloud Intelligence siap membantu setiap perusahaan dalam memanfaatkan momentum penting ini,” tambah Daniel.