Find Us On Social Media :

Begini Cara Teknologi AI Pangolin Basmi Perdagangan Satwa Liar di RI

By Adam Rizal, Senin, 18 November 2019 | 15:30 WIB

Ilustrasi Teknologi AI (Artificial Intelligence)

Kasus penyelundupan dan perdagangan hewan langka ilegal masih sulit diberantas di Indonesia.

Untungnya, ada perangkat lunak Pangolin yang berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membasmi perdagangan satwa liar di Indonesia.

Pangolin merupakan karya buatan anak muda Indonesia yang purwarupanya berhasil memenangkan kontes teknologi Zoohackathon 2019 di Kota Kinabalu, Malaysia, Kamis (7/11).

Secara sederhana, Pangolin dapat mengekstrak informasi kunci dari artikel berita untuk membantu mengidentifikasi jalur dan pola kejahatan perdagangan satwa ilegal.

Salah satu kreator Pangolin, Lintang Sutawika mengaku sejauh ini para analis banyak membuang waktu untuk menelusuri pemberitaan di banyak artikel media dari berbagai media massa karena dilakukan secara manual.

"Umumnya dalam satu kasus, analis itu harus mengumpulkan berpuluh-puluh artikel dan itu bisa memakan waktu yang lama, menghabiskan waktu yang cukup besar untuk mengumpulkan data bukan melakukan analisanya," kata Lintang seperti dilaporkan Antara.

Pemborosan waktu itulah yang berusaha dihilangkan oleh perangkat lunak Pangolin, dengan menggunakan AI untuk membaca suatu artikel dan mengidentifikasi kata kunci penting yang berada di artikel dan menyimpannya.

Informasi-informasi penting seperti itulah yang kemudian bisa digunakan para analis untuk mengidentifikasi pola-pola jalur perdagangan, jenis kejahatan, jenis hewan yang diperdagangkan dan bahkan nama-nama pelaku, jika tertulis di dalam artikel yang ada.

Pangolin bekerja dimulai dengan sistem yang melakukan data scrapping atau pengikisan data di mana program komputer mengekstrak data dari situs berita.

Ekstrak itu kemudian disimpan di basis data yang kemudian akan diakses oleh algoritma machine learning atau AI yang selanjutnya akan mengambil berita, dan mengembalikan informasi yang diekstrak.

Dalam percobaan yang sudah dilakukan dengan prototipe Pangolin di Kota Kinabalu, perangkat lunak itu mampu memproses sekitar 100 artikel dalam satu jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan jika dilakukan manual oleh analis.

Algroritma itu kemudian akan menyimpan berbagai informasi yang berada di artikel tersebut, seperti nama satwa, jenis, dan tipe kejahatan yang dilakukan.