Find Us On Social Media :

Ovo Nilai Strategi "Bakar Uang" Adalah Wajar di Industri Fintech

By Adam Rizal, Senin, 2 Desember 2019 | 16:00 WIB

Ovo

Sebelumnya, Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady mengaku kepemilikan saham miliknya di Ovo saat ini hanya sekitar 30 persen saja.

Pengurangan persentase saham ini terjadi lantaran makin banyak investor yang menyetorkan kapital mereka ke Ovo.

Sehingga, persentase kepemilikan sahamnya menyusut. Alasannya Ovo butuh pasokan dana terus-menerus untuk menyokong promo diskon dan cash back.

Karaniya juga mengungkap fakta menarik lain. Menurutnya, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini persentase inklusi keuangan Indonesia telah mencapai 78 persen. Padahal OJK telah sejak lama menargetkan inklusi keuangan 70 persen.

Angka ini berhasil diraih karena keberadaan fintech. Bahkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia lebih tinggi dari literasi keuangan. Literasi keuangan adalah kepandaian pengguna soal konsep dan risiko berbagai layanan finansial.

Sebelum keberadaan fintech, layanan perbankan hanya mengandalkan distribusi konvensional. Distribusi ini hanya melayani mereka yang kaya. Karaniya mengungkapkan 27 persen pengguna Ovo merupakan orang yang belum pernah tersentuh layanan perbankan sebelumnya.

Baca Juga: Jual Saham Ovo, Bos Lippo: Terus Bakar Uang, Bagaimana Kami Kuat