Find Us On Social Media :

Digempur Hape Murah China, Bagaimana Nasib Vendor Hape Lokal di RI?

By Adam Rizal, Senin, 2 Desember 2019 | 16:30 WIB

Ilustrasi Advan

Lebih lanjut menurut Rizky, penyebab lain akibat pergeseran pasar. Dua hingga tiga tahun ke belakang, menurut Rizky pasar ultra low end dengan harga di bawah Rp1 juta masih ada.

Tapi sekarang pada kuartal tiga 2019, pangsa pasar ponsel ultra low end menyusut jadi 19 persen. Padahal pada 2-3 tahun ke belakang, pangsa pasar ponsel kategori ini menguasai 30-40 persen pasar.

Saat ini pasar ponsel low end dan menengah lah yang menguasai pasar. Gabungan kedua ponsel yang dipasarkan di kedua kategori ini menurut Rizky mencapai 70 persen.

"Shifting (pergeseran) dari ultra low end ke midrange makin kencang di tahun ini 2019."

Di sisi lain, segmen high end (di atas US$400) di Indonesia hanya lima persen. Tingkat pertumbuhannya pun stagnan dan tidak terlalu besar. Larisnya ponsel di kedua segmen ini menurut Rizky sesuai dengan karakter pasar negara berkembang. Sehingga, daya beli masyarakat memang ada di segmen menengah.

Baca Juga: Jual Hape Murah, Pendapatan Xiaomi Tembus Rp100 Triliun

4. Selera konsumen berubah

Hal lain yang membuat pasar ponsel lokal makin ciut adalah pergeseran selera pasar.

"Balik ke tren konsumen, kebutuhan spesifikasi lebih tinggi karena konsumsi media dan mobile gaming makin tinggi," tuturnya.

Selain itu, para vendor juga menawarkan tawaran ponsel dengan nilai tambah yang lebih menarik pada ponsel menengah. Sehingga membuat pasar ini makin moncer di pasaran.

Strategi bertahan

Demi bertahan dari gempuran ponsel China ini, menurut Rizky para vendor lokal lantas mencoba mengalihkan bisnis mereka.

"Bukan hanya fokus ke ponsel pintar tapi banyak vendor lokal menawarkan smart home, atau smart tv, wearable devices, smart watch. "Nah ini strategi mereka juga. untuk survive (bertahan). Mereka tak hanya lagu bergantung pada produk smartphone," ujarnya.

Produsen ponsel asal China mendominasi lima besar vendor dengan angka pengapalan terbesar di Indonesia berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC) pada kuartal ketiga 2019 (Q3).

Pada kuartal ketiga ini, produsen ponsel asal China seperti Oppo (26,2 persen), Vivo (22,8 persen), Realme (12,6 persen), dan Xiaomi (12,5 persen) mencatat angka pengiriman ponsel yang fantastis. Vendor asal Korea Selatan, Samsung bertengger di peringkat ketiga dengan angka 19,4 persen.

Baca Juga: Makin Perkasa, Hape China Dominasi Penjualan Hape di Indonesia