Find Us On Social Media :

Konektivitas 5G di RI Butuh Investasi Besar dan Mahal, Ini Solusinya

By Adam Rizal, Kamis, 19 Desember 2019 | 16:00 WIB

Ilustrasi Jaringan Telkomsel 5G

General Manager Network Strategic Roadmap Telkomsel, Christian Guna Gustiana mengatakan investasi konektivitas 5G sangat besar karena dibutuhkan Base Transceiver Station (BTS) tiga kali lipat dibanding 4G.

"Jika dibandingkan dari sisi power [kekuatan] yang dibutuhkan 5G butuh 3 kali lipat lebih besar, bisa dibayangkan harga 4G sekarang, investasi [5G] yang dibutuhkan akan sangat besar," tuturnya saat Media Update 5G for Industrial di kantor Telkomsel, Jakarta, Rabu (18/12).

Meski begitu, dia berharap nantinya investasi 5G untuk diimplementasikan di Indonesia tak terlalu besar.

"Untuk saat ini kita belum punya juga price list-nya [daftar harga] tetapi mudah-mudahan harga perangkat-nya [menara BTS] tidak besar," pungkas Christian.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan jaringan 5G dengan frekuensi tinggi memiliki tingkat cakupan sinyal yang rendah. Cakupan sinyal rendah ini berimbas pada mesti banyaknya investasi menara BTS agar bisa menyediakan cakupan sinyal yang luas.

Saat melakukan uji coba 5G di salah satu pabrik di kawasan Jakarta Utara bersama Smartfren pada Agustus 2019, Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI, Kemenkominfo, Denny Setiawan mengatakan saat ini uji coba 5G di Indonesia menggunakan spektrum 28 GHz.

Dengan frekuensi itu, cakupan sinyal untuk satu BTS hanya 200 sampai 300 meter.

"Teorinya kalau frekuensinya makin tinggi cakupannya makin kecil, tadi kan cuma 200 sampai 300 meter artinya perlu investasi yang sangat banyak," kata Denny.

Oleh karena itu tingginya nilai investasi membuat 5G dari segi model bisnis tak ekonomis untuk diterapkan bagi masyarakat luas. Model bisnis baru cocok untuk industri yang menerapkan otomasi dengan kebutuhan kecepatan jaringan tinggi dan lattency yang rendah.

"Kalau diterapkan nasional berarti ini tidak bisa di-deploy biasa karena harus butuh BTS yang banyak. Ini sebenarnya efektif di daerah-daerah tertentu seperti daerah pabrik," ujarnya.

Tawarkan Solusi Network Slicing

Christian kemudian menilai solusi Network Slicing dapat membuat jaringan 5G untuk kebutuhan industri lebih aman.